Karanganyar, Gatra.com- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Karanganyar mencatat 179 peserta didik SMP dikeluarkan dari sekolahnya selama pandemi Covid-19. Kebanyakan dari sekolah swasta. Kepala Disdikbud Karanganyar, Tarsa mengatakan jumlah peserta didik SMP yang DO tercatat pada 2020. Jumlah tersebut meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya yang tak lebih dari 30 siswa.
“Data itu diperoleh dari data pokok pendidikan (Dapodik). Ini peningkatan luar biasa, sebab tiap tahun biasanya tak sampai 100. Paling banyak 50. Nah, ini sedang kami selidiki penyebab mereka dikeluarkan dari sekolah. Apakah karena malas belajar ataukah faktor lain,” katanya kepada wartawan, Rabu (21/4).
Jumlah siswa SMP putus sekolah relatif sedikit jika dibanding total peserta didik jenjang tersebut mencapai 30.000 anak. Tidak banyak diantaranya bersekolah negeri. Justru kebanyakan di sekolah swasta. Berdasarkan pengalamannya, siswa putus sekolah bukan karena biaya pendidikan mengingat adanya sekolah gratis. Namun lebih ke pribadi anak yang malas belajar serta kurang dukungan orangtua. Tarsa mengimbau para pelajar putus sekolah supaya melanjutkan pendidikan ke jalur nonformal atau kejar paket B.
Bupati Karanganyar Juliyatmono menyebut jumlah pelajar tak mengikuti ujian sekolah cukup banyak di tahun lalu. Ia menuding pembelajaran daring yang terlalu lama membuat peserta didik malas belajar dan ogah mengikuti perkembangan akademik. Juliyatmono berharap guru dan tenaga kependidikan tidak hanya memprioritaskan hasil ujian. “Fokus pada pendataan. Berapa yang enggak ikut ujian agar kami tahu apapenyebabnya. Kami butuh data itu,” katanya.
Di masa pandemi Covid-19, bukan kualitas pendidikan yang dikejar. Namun, lanjut dia, semua harus berkesempatan mengenyam pendidikan. Sementara itu menjelang ujian sekolah tingkat SD, tercatat 11.900 siswa bakal mengikutinya. Metode ujian dilaksanakan secara luring.
“Orangtua mengambil soal ujian ke sekolah. Lalu dikerjakan anaknya di rumah. Baru kemudian disetor lagi ke sekolah pekerjaannya. Dari situ bisa didata berapa banyak yang mengambil soal dan mengerjakan,” katanya.