Home Gaya Hidup Imam Shamsi Ali Bercerita Kisah tentang Islamophobia di AS

Imam Shamsi Ali Bercerita Kisah tentang Islamophobia di AS

Jakarta, Gatra.com – Muhamad Shamsi Ali, Presiden Nusantara Foundation di Amerika Serikat (AS) sekaligus Imam di Jamaica Muslim Center, New York, AS, mengatakan bahwa phobia merupakan ketakutan yang tak rasional.

“Tadi disampaikan definisi phobia oleh Pak Bambang, memang definisi phobia ialah irrational fear, jadi ketakutan yang tidak rasional. Dalam artian bahwa ketakutan yang terjadi pada sekelompok orang yang terkadang alasannya di bawah alam sadar, tidak dipahami, tidak tahu, tapi sesungguhnya penuh dengan ketakutan dan kecurigaan,” ungkap Shamsi dalam webinar yang digelar oleh Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) pada Selasa petang (20/4).

Karena tema webinarnya “Mengapa Islamophobia Meningkat (Catatan Dari Amerika Serikat)”, ia pun menceritakan kisahnya terkait tema tersebut. Beberapa tahun yang lalu, kata Shamsi, mereka mendirikan sebuah masjid di Brooklyn, AS. Daerah tersebut banyak dihuni oleh orang-orang Yahudi keturunan Rusia, Sephardic Jews.

“Maka, kita mendapat resistensi yang sangat luar biasa, maka terjadi demo setiap hari, kemudian ada juga counter demo. Jadi, ada yang mendukung kita, juga melakukan demo,” tuturnya.

Shamsi melanjutkan, suatu ketika ia diundang untuk hadir di demo itu serta memberikan pidato. Namun sebelum memberikan pidato, ia malah pergi ke tempat orang yang menentang pendirian masjid tersebut.

“Kebetulan saya di sini, kebanyakan berpakaian seperti ini saja [pakai kemeja dan jas]. Jadi, biasanya orang menyangka saya ini orang Mexico barangkali, karena janggut juga enggak ada, enggak panjang gitu, tidak memakai jubah juga, muka juga tidak muka Arab, sehingga mereka terkadang saya lebih dianggap orang Mexico atau orang Asia, Philiphine lah kira-kira begitu,” kata Shamsi.

Akhirnya, ia mendekati seseorang yang sangat menentang masjid itu dengan sebuah banner bertuliskan syariah, serta di bawahnya terdapat gambar darah.

“Lalu saya mendekat, lalu saya katakan Sir, What does it mean to be syariah? Apa artinya itu syariah? Ternyata, sama sekali tidak bisa memberikan jawaban apapun, tidak tahu sama sekali apa itu syariah,” ucap Shamsi.

“Tapi dia begitu ketakutan, benci kepada kata syariah ini. Ini satu contoh saja bahwa betapa banyak orang yang ketakutan kepada sesuatu, tentu dalam hal ini kepada Islam karena memang tidak tahu dan tidak sadar tentunya apa itu Islam,” ucapnya menutup kisahnya.

331