Jakarta, Gatra.com – Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan, penambahan kasus positif dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan.
Peningkatan jumlah kasus positif pada pekan ini, lanjut Wiku dalam konferensi pers virtual pada Selasa (20/4), dinilai cukup tajam, yakni 14,1%. Sebelumnya, jumlah positif turun kurang lebih 14% pada pekan lalu.
Daerah yang berkontribusi adalah Provinsi Jawa Barat dengan kenaikan 2.276 kasus, Provinsi Jawa Tengah naik 1.203 kasus, Provinsi Riau naik 346 kasus, Provinsi DKI Jakarta naik 346 kasus, dan Provinsi Nusa Tenggara Timur naik 266 kasus.
Adapun untuk kasus kematian, penambahan terjadi di Provinsi DKI Jakarta yang mengalami kenaikan sebanyak 30 kasus, Provinsi Riau 21 kasus, Provinsi Kalimantan Tengah 12 kasus, Provinsi Banten naik 8 kasus, dan Daerah Istimewa Yogyakarta naik 8 kasus.
Wiku menyebutkan, penambahan kasus positif bisa dikarenakan oleh dampak libur Paskah pada 4 April lalu dan menurunnya kepatuhan menjalankan protokol kesehatan yang mungkin terjadi karena euforia vaksinasi.
Menurut Wiku, ini menunjukkan ke arah perkembangan yang kurang baik dan harus segera dimitigasi agar tidak berkelanjutan. Terlebih, Pulau Jawa kembali mendominasi pada 5 besar dalam kasus penambahan positif dan kasus kematian.
Selain itu, Wiku juga menuturkan bahwa menurunnya protokol kesehatan harus diantisipasi dengan edukasi kepada masyarakat tentang vaksin yang tidak membuat kebal Covid-19, melainkan mengurangi risiko dan keparahan yang ditimbulkan virus.
“Untuk itu, penting bagi masyarakat untuk memakai masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan meskipun sudah divaksinasi,” ujarnya.
Wiku menuturkan bahwa meskipun kasus positif mengalami peningkatan di beberapa wilayah, hal tersebut diimbangi dengan kesembuhan yang meningkat setelah mengalami penuruan selama 5 pekan berturut-turut.
Wilayah dengan jumlah kesembuhan tertinggi adalah Provinsi Jawa Tengah sebanyak 757 kasus, Provinsi DKI Jakarta 590 kasus, Provinsi Banten 518 kasus, Provinsi Aceh 92 kasus, dan Daerah Istimewa Yogyakarta 384 kasus.
Wiku menyebutkan bahwa posko memiliki peran untuk mengidentidikasi kasus positif lebih cepat, sehingga mengurangi risiko kematian seiring berjalannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Selain itu, ia meminta kepada seluruh pemerintah provinsi untuk mengoptimalkan fungsi posko agar koordinasi dapat berjalan dengan baik, terkhusus pemantauan protokol kesehatan untuk menekan kasus.
Wiku juga berharap pemerintah dapat memastikan terbentuk dan berfungsinya posko tingkat desa atau kelurahan, dan masyarakat memantau proses penerapannya.
“Apabila di wilayahnya belum terbentuk posko atau posko yang sudah ada belum beroperasi dengan optimal, harap melapor kepada kecamatan dan secara berjenjang disampaikan hingga tingkat provinsi,” ujar Wiku.