Grobogan, Gatra.com- Setelah padam sejak September 2020, api abadi Mrapen di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan kembali menyala. Penyalaan kembali api abadi Mrapendilakukan Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo dengan menyulutkan obor ke bibir tungkunya, Selasa (20/4).
Semburan api pun langsung keluar dari tungku api abadi Mrapen, yang merupakan peninggalan Sunan Kalijaga, salah satu dari Wali Songo terkenal di Jawa. “Alhamdulillah, api abadi Mrapen kembali menyala abadi," kata Ganjar dengan senyum gembira.
Menurutnya, setelah ahli geologi turun dan melakukan pembenahan teknis, ada manfaat lebih yang didapatkan, karena sisa gas dari sumber api abadi Mrapen yang bisa dimanfaatkan warga. “Masyarakat sekitar bisa manfaat gas tersebut, termmasuk warung-warung di sekitar juga bisa menggunakan,” ujarnya.
Mengenai penyebab padamnya api abadi di Mrapen, menurut Ganjar setelah dilakukan pengecekan tim Dinas ESDM Jateng dan ahli geoligi karena terjadi kebocoran gas di beberapa titik yang menyuplai api abadi.
Kebocoran akibat ada yang melakukan pengeboran tanah sembarangan di sekitar lokasi api abadi untuk kebutuhan air dan lainnya. Agar kejadian serupa ke depan tidak terjadi lagi, kepada masyarakat diminta tidak melakukan pengeboran dan harus komunikasi dengan Pemkab Grobogan
“Saya titip pada masyarakat, ikut merawat api abadi Mrapen yang menjadi aset Grobogan. Sebab area ini saya kategorikan rawan. Kalau nanti masyarakat ngebor tanpa izin dan tidak terkontrol, api akan mati lagi. Mari merasa saling memiliki dengan cara merawat bersama,” ujar Ganjar.
Orang nomor satu di Pemprov Jateng ini berharap dengan menyalanya kembali api abadi Mrapen akan banyak event olahraga baik nasional dan internasional.
Selama ini api abadi Mrapen digunakan untuk menyalakan obor event olahraga nasional dan internasional. “Kita harapkan event olahraga muncul lagi, demikian juga wisata dan sport tourism sehingga bisa aktif Kembali,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jateng, Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan, upaya penyalaan kembali api abadi Mrapen dilakukan dengan beberapa tahap.
Di antaranya survei geolistrik untuk mencari sumber api baru, pelaksanaan pengeboran dan penemuan sumber gas dan api di kedalaman lebih dari 40 meter. “Kami mereorientasi aliran gasnya, karena padamnya api abadi Mrapen disebabkan kebocoran aliran gasnya,” ujar Sujarwanto.
Dengan cara ini, maka suplai gas untuk api abadi Mrapen diprediksikan bisa menyala minimal selama 40 tahun ke depan. “Bahkan bisa lebih dari 60 tahun jika masyarakat sekitar terus merawatnya dengan baik,” ujarnya.