Jakarta, Gatra.com- Tim Advokasi Vaksinasi Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI, Dr. Kristoforus Hendra Djaya menjelaskan, hal penting dalam pelaksanaan distribusi vaksin adalah bagaimana memastikan vaksin yang diterima masyarakat kualitasnya terjaga selama pengiriman agar vaksin tetap efektif.
“Harus ada sistem distribusi yang terencana dengan baik serta tentunya didukung oleh ketersediaan wadah penyimpanan vaksin selama distribusi cold chain yang dapat diandalkan sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan,” katanya dalam diskusi virtual interaktif 'Tantangan Distribusi Vaksin Covid-19 ke Seluruh Pelosok Indonesia', Selasa (20/4).
IDI, lanjutnya, mendukung penuh pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Indonesia dan sampai saat ini terus memberikan edukasi mengenai manfaat vaksinasi Covid-19 dalam mendukung pemerintah mengurangi penyebaran virus Covid-19 di Indonesia.
Salah satu tantangan dan kendala yang kami temui selama ini diantaranya keengganan masyarakat untuk ikut program vaksinasi Covid-19 terkait dengan isu-isu yang beredar seperti vaksin kadaluarsa atau rusak saat diterima.
"Untuk itu kami dari Tim Advokasi Vaksinasi Covid-19 PB IDI terus-menerus memberikan edukasi mengenai manfaat dan keamanan vaksin Covid-19,” jelas Dr. Kristo yang juga merupakan Internist dan Vaksinolog di Inharmony Clinic.
Plt Dir Jend P2P Kemenkes, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS mengatakan kondisi geografis Indonesia yang luas dengan jumlah penduduk mencapai 270 juta jiwa dan beriklim tropis menjadi tantangan utama dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Hal ini terutama berkaitan dengan proses distribusi dan jaminan keamanan vaksin hingga ke penerima.
“Dalam pedistribusian vaksin, dibutuhkan rangkaian distribusi suhu dingin (cold chain) dimana vaksin harus selalu berada dalam kondisi suhu dingin tertentu dalam wadah penyimpanannya untuk menjaga kualitas dan efektivitas vaksin’” katanya.
Selama proses distribusi harus dipastikan kualitas vaksin Covid-19 terjaga dengan baik. Untuk itu harus dilakukan pemantauan vaksin sepanjang proses distribusi.
"Dari Biofarma ke Provinsi digunakan Bio Tracking dan Bio Detect yang dilengkapi freeze alert, alur perjalanan serta kualitas mutu vaksin selama perjalanan dengan memberikan peringatan dini ketika ada perubahan suhu yang signifikan dan dapat berdampak terhadap kualitas vaksin.” jelasnya.
Kepala Bidang Tata Laksana dan Compliance Sentra Vaksinasi Serviam, dr.Bettia M.Bermawi,Sp.PK menambahkan, pihaknya menghadapi sejumlah tantangan teknis dalam distribusi vaksin. Yaitu menjaga vaksin tetap pada suhu yang optimal, stabil dan aman.
Saat ini, Sentra Vaksinasi Serviam menggunakan IVC Technoplast sebagai wadah penyimpan vaksin Covid-19, yang menurutnya bisa menjamin keamanan vaksin saat pendistribusian mengingat suhu yang stabil dan adanya alarm jika terjadi peningkatan suhu.
Direktur Utama PT Trisinar Indopratama (Technoplast), Ellies Kiswoto mengungkapkan IVC Technoplast dilengkapi teknologi IOT yang bisa menjamin keamanan kualitas vaksin selama proses pendistribusian ke lokasi tujuan. IVC Technoplast juga telah dinyatakan lolos uji oleh balai sertifikasi Sucofindo.
“Teknologi IOT ini tidak sekadar mendeteksi suhu dan lokasi saja, tetapi juga memberikan informasi seperti tanggal pengiriman vaksin dari produsen, jumlah vaksin, real time lokasi, track record suhu, nama kurir, identifikasi pesawat, dan nomor plat mobil. Setiap vaksin box memiliki QR code tersendiri,” paparnya.
Ellies menyebut Technoplast telah memproduksi produksi IVC Technoplast adalah 2.000 buah per hari. Dengan demikian per bulannya mampu memproduksi 60.000 unit kotak pendingin itu.