Madrid, Gatra.com – Dunia sepak bola Eropa tengah geger atas munculnya rencana kompetisi European Super League (ESL). Sebanyak 12 klub raksasa mengumumkan kompetisi baru tersebut. Presiden Real Madrid Florentino Perez menjadi direktur pertama kompetisi baru ini ini.
Klub itu antara lain Real Madrid, Barcelona, Atletico Madrid, AC Milan, Inter Milan, Juventus, Liverpool, Manchester City, Manchester United, Arsenal, Chelsea, dan Tottenham Hotspur. Klub-klub tersebut mengumumkan diri sebagai anggota pendiri.
Badan Sepak bola Eropa (UEFA) mengancam tim yang terlibat dalam ESL. Klub yang tampil di kompetisi itu bisa mendapat larangan tampil di kompetisi domestik dan denda hingga 60 miliar euro atau setara dengan Rp1.046 triliun. Sementara pemain yang terlibat di Super League akan dilarang bermain untuk tim nasional di turnamen internasional.
Ancaman dari UEFA tersebut bisa membuat kompetisi La Liga Spanyol berubah arah. Sejauh ini, Real Madrid, Barcelona, Atletico Madrid merupakan klub-klub yang tampil dominan di kompetisi domestik. Musim ini, ketiga tim tersebut juga terus bersaing dalam perebutan juara La Liga.
Atletico berada di posisi pertama klasemen sementara dengan 70 poin. Sementara Real Madrid berada di posisi kedua dengan 67 poin. Adapun Barcelona mengintai di peringkat ketiga dengan 65 poin.
Direktur pertama European Super League Florentino Perez mengatakan, pihaknya akan membantu sepak bola di setiap level dan membawanya ke tempat yang selayaknya di dunia. “Sepak bola adalah satu-satunya olahraga global di dunia dengan lebih dari empat miliar penggemar dan tanggung jawab kami sebagai klub besar adalah menanggapi keinginan mereka,” katanya seperti dikutip dari Marca.
Di mata Perez, dunia sepak bola telah kehilangan magisnya dan membutuhkan perubahan. Dia merasa terlalu banyak pertandingan yang tidak atraktif bahkan di kelas Liga Champions sekalipun.
"Sepak bola harus berubah dan menjadi lebih atraktif secara global. Liga Champions telah kehilangan daya pikatnya seperti di tahun 1950. Perubahan terjadi dan bahkan pada saat itu FIFA dan UEFA menentangnya. Tapi begitulah perubahan terjadi di dunia sepak bola," tukasnya.