Jakarta, Gatra.com– Sejumlah 105 tokoh dari berbagai latar belakang menyatakan dukungan terbuka kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait kontroversi vaksin Nusantara. Tokoh-tokoh tersebut di antaranya, tokoh agama Ahmad Mustofa Bisri, Ahmad Syafi'i Maarif, Guru Besar Fakultas Kedokteran UI Akmal Taher, Pratiwi Sudarmono, cendekiawan muslim Azyumardi Azra, Komaruddin Hidayat, hingga mantan Wakil Presiden Boediono.
Pernyataan terbuka itu menekankan bahwa setiap penelitian vaksin perlu diputuskan oleh lembaga negara yang memiliki otoritas, yakni BPOM. Dukungan ini bertujuan agar BPOM tetap menjalankan tugasnya memastikan keamanan obat dan makanan sesuai prosedur, disiplin, dan integritas ilmiah.
"Kami, yang nama-namanya tercantum di bawah ini, bersikap berpegang pada pendirian BPOM yang merupakan badan resmi di Indonesia dan bekerja berdasarkan prosedur-prosedur, disiplin, dan integritas ilmiah. Biarkan BPOM bekerja tenang bersama tim pakarnya. Kami percaya pada integritas keilmuan dan independensi mereka," kata Natalia Soebagjo yang mewakili pembacaan pernyataan terbuka, Sabtu (17/4).
Menurut pernyataan dukungan itu, BPOM telah mengabdi untuk menjaga kesehatan masyarakat di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pegawai BPOM, kata mereka, telah membuktikan diri sebagai patriot tanpa banyak retorika, teguh menghadapi tekanan dari mana saja.
"Kami, warga Republik, berdiri bersama mereka. Setiap penelitian dan pengembangan vaksin dan obat, kami hargai sebagai ikhtiar membuka kemungkinan baru melawan pandemi. Tentu dengan tetap mengindahkan asas-asas ilmiah," tambah pernyataan tersebut.
Mantan pimpinan KPK Erry Riyana Hardjapamekas turut menyatakan dukungan. Menurutnya, inisiatif ini muncul secara spontan dalam diskusi di grup WA (WhatsApp) gerakan sejuta antigen. "Kami tidak minta izin dan tidak diminta siapapun. Ini murni kepedulian kami sebagai warga yang waras. Jadi sesederhana itu," tegasnya.