Sragen, Gatra.com- Harga cabai rawit di Kabupaten Sragen mulai turun di Rp58 ribu perkilo. Padahal sempat menembus Rp110 ribu perkilo. Jenis cabai rawit bahkan terjun bebas di harga Rp20 ribu per kilogram.
Penurunan harga cabai saat ramadan dianggap melegakan. Beberapa jenis cabai lainnya juga turun harga. Pantauan di Pasar Bunder Sragen, stok tiap penjual cabai laris manis. Pembeli maupun penjual sama-sama senang. "Tentu saja senang. Yang beli bisa ambil banyak. Saya pun untung. Dagangan habis," kata Yuliatman Unyil (43) penjual bumbu dapur Pasar Bunder asal Mojo kepada Gatra.com, Jumat (16/4).
Cabai rawit merah yang dijualnya per hari ini Rp58 ribu perkilo. Harga ini turun drastis dibanding sehari kemarin Rp80 ribu. Kemudian, cabe rawit hijau juga turun dari Rp32.000 menjadi Rp26.000 atau turun Rp 6.000 perkilogram. Lantas cabe merah keriting stabil di angka Rp42.000 perkilogram. Sementara cabe merah besar juga relatif stabil di harga Rp30.000.
Menurutnya penurunan harga cabe rawit dikarenakan pasokan dari petani sudah melimpah. Selama ini ia mendapat pasokan dari Mojokerto Jatim dan Temanggung. Kelangkaan pasokan pada waktu lalu membuat harganya melambung. "Mungkin yang kemarin itu langka. Petani belum panen. Jadi harganya mahal," katanya.
Penurunan harga cabai juga dikarenakan pasokannya ke pasar tradisional melimpah. Tengkulak terpaksa melempar barang ke pasar karena permintaan masif dari pabrik-pabrik dihentikan sejak dua bulan ini.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sragen, Tedi Rosanto menyampaikan kenaikan harga cabai biasanya lebih dipengaruhi karena minimnya pasokan dari daerah sentra cabai.
Selama ini, Sragen memang lebih berposisi sebagai konsumen dan tidak memproduksi cabai rawit. Sehingga harga sangat bergantung dari kondisi pasokan dan panenan di daerah sentra cabai rawit.
"Karena di Sragen tidak ada yang produksi atau nanam cabai rawit. Jadi harga memang tergantung pasokan," kata dia.