Home Gaya Hidup Bio Teknologi Solusi Pengelolaan Sampah di Medan

Bio Teknologi Solusi Pengelolaan Sampah di Medan

Medan, Gatra.com - Sistem bio teknologi dinilai sebagai salah satu langkah yang tepat untuk mengatasi persoalan sampah di Kota Medan. Dengan penggunaan bio teknologi, sampah dengan mudah terurai serta aman untuk mahluk hidup khususnya manusia.

Kepala DKP Kota Medan, Muhammad Husni mengatakan bahwa penerapan bio teknologi di Medan pertama sekali dilakukan di kawasan Pantai Gedung Johor, Daerah Aliran Sungai (DAS) Deli di ujung Jalan Perbatasan Baru, Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, Kamis (15/4). Lokasi ini dijadikan pilot projek dengan harapan keberhasilan penguraian sampah mampu menekan pencemaran lingkungan.

Muhammad Husni mengakui salah satu tantangan bagi Pemerintah Kota (Pemko) Medan adalah kebersihan. "Kalau kita menggunakan sistem angkut dengan bergotong-royong, akan memakan waktu. Apalagi jika situasinya sangat tidak mendukung. Kami mencoba berkolaborasi dengan pihak berkompeten asal Singapura serta Pendawa, Pramuka dan aktivis sungai untuk mengelola sampah di lokasi," tuturnya.

Dikatakan mantan Kepala Dinas Pendapatan (Dispenda) Kota Medan ini, sampah yang selama ini menjadi masalah kini ada teknik yang bisa mengatasinya. Menurutnya, Walikota Medan saat ini, yakni Bobby Nasution berkonsentrasi dalam penanganan sampah, yang dinilai menjadi salah satu persoalan mendasar.

Ke depan, sambungnya, Pendawa, Pramuka dan aktivis sungai bisa menghadirkan bank sampah di lokasi untuk menampung sampah masyarakat karena formulasinya sudah ditemukan. "Ini salah satu teknik menyelesaikan masalah di lokasi. Kalau ini berhasil, akan menjadi model baru menyelesaikan masalah di lokasinya dengan melibatkan serta mengedukasi masyarakat sekitar," tandasnya.

Untuk transformasi penerapan bio teknologi kepada warga setempat, DKP Medan mendatangkan Ahli bio teknologi dan manajemen pengolahan limbah berkewarganegaraan Singapura Dr. Muhammad Yani. Selain itu transformasi penerapan ilmu bio teknologi juga melibatkan kelompok masyarakat seperti pramuka dan Pujakesuma.

"Dengan sistem bio teknologi, sampah (organik dan non-organik) yang bercampur sejak lama bisa terurai dengan mudah. (Memisahkan) bahan terbuat dari plastik, kaca, besi dan lainnya," ungkapnya.

Sementara itu, Dr. Muhammad Yani sampah yang sudah lama bercampur sangat sulit untuk dipilah sesuai kelompoknya. Menggunakan bio sistem, kendala tersebut bisa diatasi dengan mudah, murah dan praktis. Sistem ini juga menjamin keselamatan bagi manusia. Sebab, cairan bio molekul yang disemprotkan ke sampah tidak berbahaya jika terkena kulit manusia.

Dalam perhitungannya, hanya tempo lima hingga tujuh hari sampah organik terurai dari sampah non-organik. Selanjutnya, sampah organik sudah dapat digunakan sebagai pupuk.

"Selama berkecimpung 20 tahun di bidang ini, Alhamdulillah mendapat sambutan baik. Teknik kami sudah dipakai di India, Thailand dan Malaysia," akunya, sembari mengatakan akan kembali ke lokasi sepuluh hari mendatang untuk melihat pupuk yang dihasilkan dari sampah-sampah tersebut.

505