Jakarta, Gatra.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menemukan fakta baru terkait rumah-rumah di Desa Nelelamedike, Kecamatan Ile Boleng, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang hancur akibat banjir bandang dua pekan lalu.
Berdasarkan riset yang ditemukan, rumah-rumah tersebut hancur karena hantaman batu yang menggelinding dari atas berkat dorongan air dan lumpur.
Pelaksana tugas Direktur Pemetaan dan Risiko Bencana BNPB Abdul Muhari menyebut posisi Nelelamadike berada di bawah tebing. Bebatuan itu menggelinding dari wilayah Ile Boleng yang posisinya lebih tinggi. Bebatuan yang jatuh ke lokasi merupakan bebatuan jenis andesit. Pengikat antarbatu hanya tanah sehingga rawan longsor.
“Kalau curah hujan tinggi, lapisan pasir atau tanah yang mengikat akan tergerus sehingga batu sangat mudah tergelincir,” kata Abdul dalam telekonferensi di Jakarta, Kamis (15/4).
Karena itu, lanjut Abdul bebatuan yang menerjang Desa Nelelamedike terbilang parah. Sebab, curah hujan yang tinggi terus terjadi sepanjang Minggu, 4 April lalu. Hujan juga menyebabkan tanah dan pasir berubah menjadi lumpur, dan meningkatkan kecepatan batu yang menggelinding.
Berdasarkan pantauan tim BNPB, ungkap Abdul, ditemukan tumpukan batu-batu besar yang tingginya mencapai 8-10 meter di lokasi kejadian. Batuan-batuan besar tersebut, langsung menghantam kawasan desa dan rumah-rumah warga.
Abdul juga menyarankan, jika ke depan curah hujan masih tinggi di areal kawasan-kawasan rendah, sebaiknya warga langsung mengevakuasi diri.