Jakarta, Gatra.com – Satu terduga teroris inisial MY ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-teror di Makassar, Sulawesi Selatan. MY diduga terlibat dalam aksi bom bunuh diri yang dilakukan oleh L dan YSF di depan gerbang Gereja Katedral, Makassar, pada Minggu (28/3) lalu.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Humas Polri, Kombes Pol Ahmad Ramadhan, mengatakan, penangkapan itu terjadi pada Selasa (13/4), pukul 15.15 waktu setempat. Dengan ditangkapnya MY, total terduga teroris yang sudah dibekuk mencapai 7 orang.
"Jadi rinciannya tujuh itu J, D, MS, S alias AL, W, S, dan satu lagi MY," kata Ahmad saat konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (14/4).
Ahmad menambahkan, seluruh terduga teroris itu merupakan satu lingkaran dalam kajian di Villa Mutiara dan berafiliasi jaringan terorisme Jemaah Ansharut Dhaulah (JAD). MY memiliki peran yang sama dengan tersangka lainnya, yakni ikut merencanakan bom bunuh diri itu. Ahmad menyebut, Densus 88 masih mengusut keterlibatan seluruh teroris, terutama proses baiat pada 2015 yang terjadi di tempat itu.
Dari aksi bom bunuh diri tersebut, Densus 88 telah melakukan rangkaian penangkapan terduga teroris di berbagai tempat, seperti Makassar, Jakarta, Bima, Surabaya, Tuban, dan lainnya. Total ada 31 tersangka yang ditahan.
Sebelumnya, ledakan bom bunuh diri terjadi di depan pintu gerbang Gereja Katedral Makassar, yang berada di Jalan Kajaolalido, MH Thamrin, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Minggu pagi (28/3). Ledakan terjadi di saat waktu ibadah umat Katolik di gereja tersebut.
Petugas keamanan gereja melihat ada orang yang mencurigakan dan berusaha menahannya agar tak masuk ke dalam. Peristiwa itu terjadi sangat cepat.
"Pelaku bom bunuh diri ini berusaha masuk ke dalam gereja kami. Nah, saat itu petugas keamanan saya melihat ada orang yang mencurigakan, dia berusaha berdiri di pintu gerbang gereja dan pada saat itulah terjadi bom," ungkap Wilhelmus di lokasi kejadian, Minggu (28/3).
Selanjutnya, aparat datang ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan menutup jalan sekitar lokasi dengan garis polisi. "Polisi tutup akses menuju TKP, kami menjamin keamanan masyarakat," ucap Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan, Kombes E. Zulfan.