Pekanbaru, Gatra.com- Perusahaan perkebunan plat merah, PTPN V, meraih tiga penghargaan prestisius pada tiga kategori di dua ajang berbeda, yakni 10th Anugerah BUMN 2021 dan Digital Technology & Innovation (Digitech) Award 2021.
Menurut CEO PTPN V, Jatmiko K Santosa, penghargaan tersebut merupakan penilaian positif atas konsistensi PTPN V menerapkan transformasi selama dua tahun terakhir sehingga bertumbuh dan turut serta dalam pemulihan ekonomi nasional.
"Transformasi yang kita usung sejak 2019, telah membuahkan hasil dengan menjadikan kinerja PTPN V tetap kokoh dan terus tumbuh positif di tengah pandemi serta dapat berkontribusi dan mengambil peran dalam pemulihan ekonomi," jelasnya melalui keterangan tertulisnya di Pekanbaru, Senin (12/4).
Diketahui, PTPN V menjadi satu-satunya perusahaan perkebunan negara yang berhasil manyabet dua gelar bergengsi pada ajang 10th Anugerah BUMN 2021 yang digelar di Jakarta, Kamis malam (8/4).
Adapun dua penghargaan yang diperoleh adalah The Best CEO Strategic Orientation 2021 dan Special Recognition Consistent Growth Productivity 2021.
Dua awards tersebut menambah rangkaian penghargaan yang diraih PTPN V, setelah Kamis (1/4) lalu PTPN V dinobatkan sebagai The Best IT Development and Innovation in Agro Industries yang diselenggarakan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN), Kementerian Perindustrian, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan Forum Teknologi Informasi (FORTI) BUMN.
Asal tahu saja, di tengah situasi sulit sepanjang 2020 lalu, PTPN V berhasil membukukan laba bersih tertinggi sepanjang sejarah perusahaan dengan angka mencapai lebih dari Rp410 miliar.
Pencapaian finansial tersebut tidak terlepas dari produktivitas perusahaan yang juga mencatatkan rekor tertinggi sepanjang perusahaan berdiri atau sejak 11 Maret 1996 silam sebesar 23,87 ton TBS per hektare pertahun.
"Itu merupakan capaian terbaik, sepanjang sejarah baik dari sisi keuangan dan operasional, dan ini merupakan buah dari transformasi sumber daya manusia, organisasi hingga transformasi digital dan teknologi yang dilaksanakan secara konsisten dan persisten sejak 2019 lalu," papar Jatmiko.
Jatmiko menyebut dengan peranan industri sawit yang sangat besar pada ekonomi nasional, PTPN V harus mengembalikan tujuan berdirinya, sebagai perusahaan perkebunan negara yang hadir untuk sawit rakyat.
"Pandemi Covid 19 telah menyerang seluruh sektor. Namun industri sawit secara umum masih dapat terus bertahan bahkan menjadi penyumbang devisa terbesar negara," ujarnya.
Sehingga, ia mengatakan jika produktivitas sawit rakyat meningkat akan berdampak besar, bukan hanya pada kesejahteraan petani namun juga pemulihan ekonomi nasional yang dicanangkan Pemerintah.
PTPN V sendiri menargetkan hingga 2025 dapat membantu peremajaan dan konversi sawit rakyat seluas 28.000 hektare. Adapun realisasi peremajaan sawit rakyat hingga 2021 telah mencapai 9.500 hektare. Angka itu merupakan realisasi PSR terluas yang dilakukan oleh perusahaan perkebunan negara sampai sekarang.
Adapun luas konsesi yang dimiliki PTPN V mencapai 92.000 ribu hektare, yang menyebar di sejumlah kabupaten di Riau.