Jakarta, Gatra.com – Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Taufiek Bawazier, mengatakan, saat ini dunia memasuki era baru untuk mengurangi emisi karbon, di antaranya menggunakan kendaraan listrik.
"Kita beradaptasi ke arah sana, termasuk upaya transisi menggunakan kendaraan listrik," ungkapnya dalam webinar PLN ICE 2021 bertema "Electrifying Lifestyle" pada Senin (12/4).
Menurutnya, upaya ini juga wujud pelaksanaan Perpres No. 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
Dalam rangka mendorong industrialisasi KBLBB, pemerintah memberikan berbagai insentif. Untuk konsumen, ada pembebasan pengenaan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). Selain itu, ada juga pengenaan pajak daerah, pajak kendaraan bermotor (PKB), dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKN) paling tinggi sebesar 10% dari dasar pengenaan PKB atau BBNKB. Uang muka minimum 0% dan suku bunga ringan.
"Adapun untuk pelaku industri KBLBB, bisa memanfaatkan beberapa insentif, seperti tax holiday, tax allowance, pembebasan bea masuk, bea masuk ditanggung pemerintah, dan super tax deduction untuk kegiatan R&D [penelitian dan pengembangan] juga mendapatkan fasilitas tersebut," ujarnya.
Kemenperin, tambahnya, juga mendorong pelaksanaan pilot project dan studi komprehensif tentang penggunaan kendaraan listrik di sejumlah wilayah, termasuk di daerah destinasi wisata. Upaya ini akan berkontribusi untuk pembangunan, nilai tambah kendaraan listrik, sekaligus mempromosikan eco tourism di Indonesia.
Oleh sebab itu, ia meminta kementerian/lembaga terkait agar turut terlibat. Misalnya, pemprov menerapkan zona khusus kendaraan listrik di wilayahnya. PLN bertugas menyediakan infrastruktur, baik jumlah maupun sebaran.
Menurutnya, Indonesia memiliki beberapa keunggulan dibanding negara produsen kendaraan listrik lainnya, yaitu SDM yang andal, potensi pasar yang besar, iklim usaha yang kondusif, serta cadangan nikel yang melimpah.
"Faktor tersebut memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk menjadi produsen utama kendaraan listrik, sekaligus aktor global supply chain atas kebutuhan industri manufaktur kendaraan listrik dunia," katanya.