Siak, Gatra.com- Kabupaten Siak Provinsi Riau memiliki satu wisata religi yang berada di tengah perkebunan kelapa sawit, yakni makam Putri Kaca Mayang.
Makam tersebut berlokasi di Kampung (Desa) Kuala Gasib, Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak. Letak makam ini di dalam areal perkebunan kelapa sawit PT Kimia Tirta Utama atau KTU (Astra Group).
Kendati begitu, tak sedikit pula pengunjung berziarah ke situs makam ini. Menengok hal itu yang membikin PT KTU perlahan mulai memoles sedikit demi sedikit makam tersebut. Salah satunya, menanam pohon endemik di sekitar makam.
"Penanaman pohon ini sebagai upaya pelestarian alam di area cagar budaya. Kita harus peduli cagar budaya. Paling tidak di sekitar kita," kata Administratur PT KTU, Hubbal K. Sembiring saat berbincang dengan Gatra.com, Minggu (11/4).
Memang diakui Hubbal bahwa makam tersebut berada di dalam hak guna perusahaan. Bahkan, kata Hubbal, ketika perusahaan mulai membuka kebun sekitar tahun 1994, makam tersebut jadi lokasi pembangunan pabrik kelapa sawit.
"Tapi, tak jadi kita bangun. Kita pindahkan pabriknya dan berjauhan dengan makam," kata dia.
Karena makam tersebut memiliki nilai sejarah bagi Provinsi Riau dan khususnya Kabupaten Siak, perusahaan juga membangun sekeliling makam agar kelihatan indah, dan nyaman bagi pengunjung. Bahkan, tak sering pula seluruh karyawan bersama-sama membersihkan makam tersebut.
"Apalagi, jelang bulan puasa Ramadan 2021 ini, seluruh staf dan karyawan lainnya diarahkan untuk gontong-royong di makam tersebut," kata dia.
Terpisah, Penghulu Kampung (Kades) Kuala Gasib, Aswin juga mengaku sejak PT KTU beroperasi di sana cagar budaya tersebut terawat dan makin nyaman dikunjungi.
"Putri Kaca Mayang merupakan leluhur kami, sudah selayaknya makamnya kita jaga dan di rawat bersama-sama. Apa yang dilakukan PT KTU selama ini, sudah sepatutnya kita syukuri," kata dia.
Tokoh masyarakat Kampung Kuala Gasib, Pak Uta bercerita, dulunya sepanjang Sungai Gasib berdiri rumah nenek moyang mereka. Namun, secara perlahan, rumah-rumah itu tak terurus dan roboh dengan sendirinya.
"Ya, tinggal makam ini lagi yang boleh saya katakan utuh. Untungnya, PT KTU merawat dan menjaga cagar budaya Putri Kaca Mayang ini. Kita juga meminta kepada perusahaan agar lokasi makam ini lebih dihijaukan. Dan Alhamdulillahnya, permintaan kita ini akan dikabulkan oleh pihak perusahaan," kata dia.