Natuna, Gatra.com – Meriam dan Mitraliu Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Teluk Ende-517, masing-masing memuntahkan peluru 40 mm dan 20 mm di Perairan Natuna Selatan pada Minggu malam (11/4).
Tembakan dari KRI itu mengincar pada cahaya merah yang mengudara di tengah gelapnya langit perairan tersebut. Rentetan tembakan dan suara letusan senjata memecah keheningan malam.
Peluru meriam berkaliber 40 mm dari haluan KRI Teluk Ende-517 itu mulai melesat ke udara. Percikan cahaya keluar dari ujung laras senjata itu, disusul rentetan suara Mitraliur 20 mm di buritan menuju sasaran dengan mengeluarkan cahaya seolah-olah menghiasi langit yang gelap.
Para prajurit TNI AL melepaskan tembakan tersebut setelah sebelumnya mendapat perintah untuk siaga atas bahaya serangan udara. "Peran tempur...peran tempur...peran tempur bahaya udara..." demikian perintah itu menggema dari pengeras suara KRI yang tergabung dalam Latopsfib.
Seluruh ABK langsung menempati pos tempur masing-masing dan bersiap melaksanakan instruksi lanjutan. Sejumlah prajurit TNI AL menyiapkan senjata serta amunisi di atas KRI Teluk Ende-517.
Di bawah kemerlip bintang-bintang langit, para prajurit TNI AL tanpa kesulitan menyiapkan pos tempurnya sesuai yang diperintahkan meski dengan penerangan yang minim pada saat keadaan kapal gelap gulita.
Tak hanya itu, perintah untuk kembali mengisi peluru dikeluarkan. Prajurit lainnya pun bergegas mengangkat peluru kaliber 40mm ke dekat juru tembak, begitupun dengan prajurit di bagian senjata mitraliur 20 mm di buritan kapal.
Instruksi untuk melakukan penembakan kembali keluar. Langit Perairan Natuna Selatan pun kembali dihiasi percikan cahaya dari peluru yang melesat. Pemandangan pun semakin indah saat peluru yang di tembakan itu turut menghiasi malam.
Demikian lanjutan latihan TNI AL dengan serial latihan Anti-Air Rapid Open Fire Exercise (AAROFEX) oleh Unsur KRI yang tergabung dalam pull back Latihan Operasi Amfibi Koarmada I (Latopsfib Koarmada I). Ini merupakan serial latihan penembakan cepat antiudara di malam hari dengan sasaran flare atau peluru suar.
Panglima Komando Tugas Gabungan Amfibi (Pangkogasgabfib) dalam Latihan Operasi Amfibi Koarmada I TA 2021, Laksamana Pertama TNI Dato Rusman, yang onboard di Kapal Markas KRI Teluk Ende-517 menyaksikan seluruh kegiatan penembakan malam oleh 5 unsur KRI, yakni Bung Tomo-357, KRI Pattimura-371, KRI Teuku Umar-385, KRI Teluk Ende-517, KRI Teluk Sibolga-536, dan KRI Teluk Cirebon-543.
Pangkogasgabfib mengatakan bahwa Anti. Air Rapid Open Fire Exercise (AAROFEK) merupakan latihan guna mengantisipasi serangan musuh dari udara.
"Kita melaksanakan simulasi melakukan penembakan flare dan amunisi tracer yang kita asumsikan sebagai bahaya ancaman udara berupa ancaman pesawat yang mendekat," katanya.
Menurut Dato, tujuan dari AAROFEX ini adalah melatih kesigapan, kecepatan reaksi serta respons terhadap ancaman yang mendekat ke Kapal, serta kesiapan senjata yang ada di masing-masing unsur KRI.
"Harapannya pada saat ditembakan flare-nya, kecepatan reaksi dari pos tempur unsur-unsur kapal perang yang melihat langsung menembakan meriamnya. Respons atau reaksi seberapa cepat mereka menembak dan tepat sasaran menjadi tujuan dari serial latihan ini," ungkapnya.