Kupang, Gatra.com – Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Josef Nae Soi, mengatakan, pihaknya akan menggandeng tokoh agama dan masyarakat untuk mempercepat upaya relokasi warga dari sejumlah lokasi terdampak dan rawan bencana ke lokasi baru yang disiapkan pemerintah daerah.
"Pemprov bersama pemerintah kabupaten/Pemkot harus kerja sama dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh adat supaya tidak menimbulkan masalah di kemudian hari," kata Nae pada Sabtu (10/4).
Keterlibatan tokoh-tokoh tersebut dibutuhkan untuk melakukan pendekatan-pendekatan kepada masyarakat. Ini supaya mereka mau untuk segera pindah ke lokasi baru yang ditetapkan pemerintah daerah.
"Karena bisa terjadi mereka akan pertahankan bahwa mereka itu sudah turun temurun menetap di situ," ujarnya.
Menurut Nae, warga yang direlokasi ke tempat yang relatif aman, tidak harus megeluarkan biaya untuk membangun rumah di tempa baru."Pembangunan rumah-rumah yang direlokasikan itu full ditanggung oleh pemerintah pusat," katanya.
Bahwa masyarakat yang direlokasi tidak perlu mengeluarkan uang untuk membangun rumah baru, seperti warga Desa Nele Lamadike, Kecamatn Ile Boleng, Pulau Adonara, bisa direlokasi ke kampung terdekat yang lebih aman tanpa harus mengeluarkan biaya pembangunan rumah.
"Selama beberapa hari ini saya makan tidur di Adonara. Jadi sudah cukup hafal kampung-kampung di sana. Mereka yang dari Nele Lamadike bisa turun ke bawah atau di belakang gereja Katolik, masih ada tempat di sana," katanya.
Terkait relokasi ini, Nae menyebutkan bahwa orang Indonesia ini akan menyampaikan bahwa ini merupakan rumah turun-temurun.
"Makanya kita sudah minta pastor paroki, kyai, dan tokoh-tokoh adat supaya beri pengertian kepada masyarakat," ujar Nae.
Sementara itu, untuk rumah-rumah yang tidak direlokasi dan mengalami kerusakan di seluruh kabupaten atau kota di NTT yang terkena dampak, akan diberikan bantuan oleh pemerintah pusat.
"Pemerintah Pusat melalui BNPB akan berikan bantuan Rp50 juta bagi rumah yang rusak berat, Rp25 juta rupiah rusak sedang, dan 10 juta rupiah rusak ringan. Sementara untuk yang meninggal akan diberikan santunan oleh pemerintah pusat," sebut Nae.
Terkait Desa Lipang di Kabupaten Alor yang belum menerima bantuan karena akses ke sana tertutup sama sekali, Nae sudah melaporkan hal ini kepada Kepala BNPB agar bisa memanfaatkan helikopter untuk bawa bantuan.
"Kemarin saya bersama warga dan TNI Polri hanya bisa sampai di desa sebelahnya dan tidak bisa ke Desa Lipang karena aksesnya tertutup sama sekali. Tadi saya sudah minta kepada Pak Doni Monardo agar bisa dikirim helikopter untuk berikan bantuan kepada warga di sana," kata Nae.
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi memerintahkan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Bupati Lembata, Yenci Sunur untuk menyiapkan lahan merelokasi warga Ile Ape, korban bencana banjir bandang, Siklon Seroja.
“Saya minta Gubernur NTT dan Bupati Lembata segera siapkan lahan untuk kita segera relokasi warga Ile Ape yang terdampak korban banjir bandang, bencana siklon Seroja. Setelah siapkan maka segera komunikasikan dengan saya,” kata Jokowi usai meninjau Desa Amakaka yang paling parah terdampak bencana Seroja, Jumat (9/4).
Adapun anggaran untuk merelokasi terdampak lanjut Jokowi akan disediakan oleh pemerintah pusat. Pemprov NTT dan Pemkab Lembata tinggal menyiapkan lahan untuk relokasi.
“Anggaran untuk relokasi akan disediakan oleh pemerintah pusat. Saya sudah lihat langsung bagaimana kondisi di Lembata dan semuanya ini akan menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Pemprov NTT dan Pemkab Lembata segera siapkan lahannya,” jelas Jokowi.