Malang, Gatra.com - Telah terjadi gempa bumi tektonik di wilayah Samudera Hindia atau wilayah selatan Jawa Timur dengan magnitudo 6,1 M. Menurut Kepala GMKG, Dwikorita Karnawati, selain Malang, gempa juga menggetarkan banyak daerah lain di Jawa Timur hingga luar provinsi.
Guncangan gempa bumi ini dirasakan oleh masyarakat di Turen, Malang, Jawa Timur dengan intensitas V MMI. Intensitas tersebut berarti getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk.
Selain di Turen, gempa juga dirasakan oleh penduduk di Karangkates dan Blitar dengan intensitas IV MM. Intensitas ini lebih rendah dibanding intensitas yang terjadi di Turen dan berarti guncangan dirasakan oleh banyak orang yangs edang berada di dalam rumah.
Kemudian gempa bumi ini juga dirasakan oleh penduduk Trenggalek dan Jombang dengan intensitas III-IV MMI. Lalu penduduk di Nganjuk, Ponorogo, Madiun, Ngawi, Yogyakarta, Lombok Barat, Mataram, Kuta, Jimbaran dan Paser juga merasakan gempa dengan intensitas III MMI. Intensitas ini berarti getaran bisa dirasakan di dalam rumah.
“Dan terasa getaran tersebut seakan-akan seperti truk berlalu,” ujar Dwikorita.
Daerah lain yang merasakan getaran gempa adalah Mojokerto, Klaten, Lombok Utara, Sumbawa, Tabanan, Klungkung, dan Banjarnegara dengan skala II MMI. Getaran tesebut dirasakan oleh beberapa orang saja. Indikator intensitas gempa II MMI lainnya adalah benda-benda ringan di dalam rumah bergoyang.
Pada awalnya, BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki magnuitudio 6,7. Angka magnitudo tersebut kemudian diperbarui oleh BMKG menjadi 6,1 saja.
Menurut BMKG, episenter gempa bumi tersebut tepatnya berlokasi di laut pada jarak 96km dari arah selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur dengan kedalaman 80km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, menurut Dwikorita, gempa bumi tersebut merupkan jenis gempa bumi menengah yang diakibatkan oleh adanya aktivitas subduksi lempengan tektonik. Gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik.
“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” ujar Dwikorita.