_thumb.jpg "Bupati Manggarai Barat Minta Masyarakat Harus Berantas Judi Online")
_(1)_11zon1_thumb.jpg "Keluarga Optimistis Menangkan PSU DPD RI Eks Terpidana Kasus Suap")
Rembang, Gatra.com - Sejumlah aksi teror yang terjadi di Indonesia belakangan ini melibatkan sejumlah anak muda. Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas menyebut mereka mendapatkan ilmu dari internet.
"Anak-anak ini memang rawan untuk mendapatkan ideologisasi-ideologisasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama maupun konstitusi. Mereka lebih banyak mendapatkan ini bukan dari guru sebenarnya tapi dari internet," kata Gus Yaqut di Rembang, Sabtu (10/4).
Yaqut mengungkapkan, para anak-anak muda ini sebenarnya tidak paham soal agama. Ia menekankan bahwa tidak ada agama yang mengajarkan umatnya untuk melakukan kekerasan.
"Tapi intinya adalah bahwa mereka ini yang melakukan kekonyolan-kekonyolan mengatasnamakan agama, mereka ini sebenarnya tidak paham soal agama. Tidak ada agama yang mengajarkan umatnya untuk melakukan tindakan kekerasan teror apalagi bunuh diri," jelasnya.
Dia meminta agar para orang tua selalu melakukan pengawasan terhadap anak-anaknya dalam bermedia sosial. Mengingat anak-anak muda ini sedang dalam proses pencarian wawasan.
"Kalau kita tidak mengawasi ini anak-anak bisa terperosok untuk mencari pengetahuan-pengetahuan bahkan mencari ideologi yang mantap untuk mereka melalui medsos atau dunia Maya," ucapnya.
Generasi muda, lanjut Yaqut, harusnya bisa mengkontrol dirinya sendiri. Menyaring mana yang baik dan yang buruk.
"Generasi muda harusnya save kontrol. Selain pengawasan dari orang tua tentunya harus save kontrol tentunya untuk dirinya sendiri. Mana yang baik kita pakai yang tidak baik kita tinggalkan," jelasnya.
