Medan, Gatra.com - Selama satu tahun penutupan sekolah bisa berdampak pada penurunan kemampuan belajar siswa atau learning loss. Bupati Tana Tidung, Ibrahim Ali mengatakan kepala daerah di Indonesia harus serius mengantisipasi learning loss ini.
Bagi Ibrahim, jika persoalan ini tidak direspon segera, learning loss bisa membawa dampak sosial dan ekonomi yang besar di masa depan. Anak-anak yang sekarang belajar di bangku sekolah bisa kehilangan pekerjaan saat mereka dewasa.
"Masa depan anak-anak kita saat ini, sangat tergantung kepada seberapa serius kita mengantisipasi learning loss," kata Ibrahim Ali dalam forum Temu INOVASI yang digelar secara virtual oleh Badan Penelitian dan Pengembangan, dan Perbukuaan (Balitbangkuk) Kemendikbud, Jumat (9/4).
Sesuai undang-undang otonomi daerah, lanjut Ibrahim, pengelolaan pendidikan PAUD, SD, SMP, dan Pendidikan Non-Formal (PNF) berada di tangan pemerintah kabupaten/kota. Sudah menjadi urusan wajib bupati dan wali kota untuk memberikan layanan pendidikan dasar terbaik di daerahnya masing-masing. Pada masa pandemi seperti saat ini, tanggung jawab itu sudah seharusnya diarahkan untuk mengantisipasi terjadinya learning loss.
"Jadi, kalau ada kepala daerah yang tidak serius menghadapi learning loss, itu artinya si kepala daerah tidak menjalankan tugas kewajibannya sesuai dengan undang-undang,"tegasnya.
Lebih lanjut Ibrahim mengatakan, Tana Tidung sendiri mengantisipasi learning loss dengan lima strategi. Strategi ini didesain setelah melakukan pemetaan, baik dari segi akses, materi, dan partisipasi belajar. Kelima strategi itu meliputi penggunaan bahan ajar bermakna dan kontekstual, pendampingan belajar, budaya baca, monitoring dan evaluasi, serta pembukaan sekolah.
"Kelima strategi inilah yang membuat partisipasi belajar di Tana Tidung pada Desember 2020 mencapai 98 persen," tambahnya.
Implementasi kelima strategi ini dimulai dari penyediaan bahan ajar. Tana Tidung menggunakan kurikulum khusus untuk memberikan pengalaman belajar bermakna. Kompetensi yang ada di dalam kurikulum dan modul belajar Kemendikbud dimodifikasi ke dalam lembar aktivitas siswa.
Proses modifikasi, kata Ibrahim, dilakukan melalui pelatihan berbasis Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Selain itu, Tana Tidung juga membuat kebijakan guru kunjung. Secara terjadwal, guru mengunjungi rumah siswa untuk mengantarkan lembar aktivitas siswa (LAS) dan melakukan pembimbingan belajar. Kunjungan belajar dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Bupati Ibrahim mengatakan, pengembangan budaya baca selama pandemi dilakukan melalui kegiatan membaca yang menyenangkan. Sekolah diwajibkan meminjamkan buku cerita kepada siswa. Peminjaman buku ini membuat siswa tertarik membaca dan senang berada di rumah. Jika anak belum bisa membaca, maka orang tua yang dilatih untuk membacakan buku cerita.
Tana Tidung juga rutin melakukan survei untuk menilai efektivitas penyelenggaraan Belajar dari Rumah (BDR). Hasil survei ini menjadi dasar untuk membuat kebijakan baru di Tana Tidung.
Upaya lain yang dilakukan untuk mengantisipasi learning loss, adalah secara perlahan membuka sekolah kembali. Uji coba pembukaan telah berlangsung sejak Oktober 2020 melalui pilot di dua SMP. Pengalaman dari pilot pembelajaran tatap muka (PTM) kemudian digunakan untuk membuka lebih banyak sekolah. Pembukaan sekolah secara massif di Tana Tidung sudah dilakukan pada 08 April 2021.