Jakarta, Gatra.com – Pegiat anti radikalisme dan terorisme, Haidar Alwi menyatakan generasi muda perlu dibekali pengetahuan agama yang benar. Hal ini dilakukan supaya mereka tidak mudah mengikuti ajakan menebar teror.
"Nabi saja bersabda, orang yang membunuh seseorang (termasuk bunuh diri), sama dengan membunuh umat manusia," ungkapnya dalam Diskusi Publik bertajuk Menangkal Terorisme di Kalangan Anak Muda, Jumat (9/4).
Haidar cenderung curiga jika teroris itu sebetulnya agenda settingan. Menurutnya, Indonesia sudah selesai dalam urusan bernegara. Pancasila sudah final.
Lebih lanjut dia bercerita saat mengikuti kongres umat islam sedunia di Teheran pada 2018. Tim-tim dibentuk dan berdiskusi. Ada pembahasan bahwa terorisme itu tumbuh dari kebodohan anak bangsa yang diadu domba.
"Tujuan teroris kan membuat kacau negara. Misalnya negara kita chaos seperti Syria, setelah itu negara yang mendesain bisa masuk ke Indonesia," tambahnya.
Sementara itu, kata Haidar, setidaknya ada enam bahaya terorisme. Pertama, mengabaikan pesan terpenting agama supaya terbentuk keamanan, keselamatan, dan ketentraman. Kedua, merusak persatuan sesama warga negara. Ketiga, mengakibatkan penderitaan bagi manusia yang tidak berdosa.
Keempat, membenihkan budaya kekerasan, padahal agama mengajarkan cinta kasih. Kelima, membuka peluang bagi orang-orang yang tidak paham jadi menertawakan ajaran agama. Keenam, menjebak pelakunya dengan pemikiran sempit dalam beragama.
Oleh sebab itu, lanjut Haidar, untuk mengatasi terorisme masyarakat perlu menjaga kewaspadaan supaya kehidupan yang rukun dan damai terus ada.