Kupang, Gatra.com - Menteri Perhubungan ( Menhub) RI Budi Karya Sumadi minta agar segera dilakukan perbaikan, pembenahan Bandara El Tari Kupang yang rusak. Permintaan menyusul terjadi kerusakan 10 titik akibat badai siklon tropis Seroja Senin 5 April 2021 lalu.
“ Saya minta manajemen PT Angkasa Pura I (Persero) untuk segera melakukan pembenahan Bandara El Tari Kupang. Ini agar tidak menurunkan kualitas pelayanan ,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, saat meninjau kerusakan Bandara El tari Kupang ( 9/4)
Dalam kunjungan tersebut Menhub Budi Karya Sumadi RI disambut General Manager PT Angkasa Pura I Bandara El Tari Iwan Novi Hantoro dan General Manager Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia ( LPPNPI ) Kupang.
Menhub pun langsung meninjau langsung kondisi terminal Bandara El Tari Kupang. Tak hanya melakukan peninjauan, Menhub RI membagikan masker kepada penumpang dan pengunjung di Bandara El Tari.
Menteri Perhubungan RI bersama rombongan melakukan kunjungan kerja ke Kupang NTT menggunakan pesawat Kings Air 350i. Agenda kerja yakni ke beberapa sarana transportasi umum di Nusa Tenggara Timur seperti Bandara El Tari Kupang, Pelabuhan Tenau Kota Kupang, dan Bandara Umbu Mehang Kunda di Waingapu, Sumba Timur.
Seperti diberitakan Gatra.com sebelumnya, Badai siklon tropis Seroja mengakibatkan kerusakan beberapa fasilitas Bandara El Tari Kupang. Baik di sisi darat (landside) maupun di sisi udara.
Kerusakan fasilitas di sisi darat yaitu kerusakan plafon terminal penumpang di area selasar keberangkatan dan kedatangan domestik, ruang tunggu, dan area kedatangan internasional; kebocoran terminal penumpang pada area selasar kedatangan dan keberangkatan, area check in, area ruang tunggu, dan area kedatangan internasional.
Kebocoran tersebut juga mengenai mesin conveyor belt. Selain itu, sumber daya listrik Bandara El Tari saat ini menggunakan genset akibat aliran listrik dari PLN yang padam sejak pukul 13.30 WITA Minggu (4/4)
Disisi udara (airside) terdapat objek asing seperti ranting, daun, dan sekelompok burung akibat badai yang dapat membahayakan proses penerbangan.
Angkasa Pura I secara responsif melakukan perbaikan dan melakukan penyesuaian operasional terbatas.
Adapun berbagai upaya untuk mengantisipasi dampak lebih jauh badai terhadap operasional bandara yaitu:
1. Menyiapkan rencana operasi terbatas di terminal dan alur pelayanan penumpang, bagasi, dan kargo, baik keberangkatan dan kedatangan.
2. Melakukan pemeriksaan instalasi listrik dan air sebelum pengoperasian untuk menghindari terjadinya arus pendek.
3. Melakukan pembersihan dan perbaikan plafon yang rusak.
3. Melakukan pemeriksaan ulang kondisi seluruh saluran air, baik saluran terbuka maupun saliran tertutup yang ada di landside, terminal, dan airside.
4. Melakukan pemeriksaan dan pembersihan permukaan runway, taxiway, dan apron dari objek asing.
5. Berkoordinasi dengan Airnav dan maskapai dalam memutuskan status operasional bandara.
6. Berkoordinasi dengan bandara yang hari ini terdapat rute penerbangan baik yang ke/dari Kupang agar penumpang dapat ditangani sesuai prosedur. ( Antonius Un Taolin )