London, Gatra.com – Negara-negara di Asia memiliki tingkat vaksinasi yang bervariasi. Hal ini disebabkan pemerintah menghadapi persediaan yang terbatas, permintaan yang meningkat dengan cepat, dan persaingan politik untuk mengamankan dosis.
Dalam rangka membantu rantai pasokan Asia, untuk meningkatkan kapasitas produksi vaksin Covid-19, HSBC dan Asian Development Bank (ADB) akan memberikan dana gabungan sebesar US$300 juta.
"Saat ini permintaan vaksin jauh melebihi persediaan. Salah satu tantangannya ialah jaringan pasokan dan distribusi harus dibentuk, yang membutuhkan banyak likuiditas," kata Surath Sengupta, Kepala Global Lembaga Keuangan di HSBC seperti dilansir Reuters (9/4).
Inisiatif ini dibangun di atas skema pembagian risiko yang diluncurkan bank pada Juli untuk membantu pendanaan penyedia alat pelindung diri (APD) saat mereka dan pembuat vaksin berlomba untuk memenuhi permintaan global yang melebihi pasokan.
Dengan bersandar pada peringkat kredit tingkat pemerintah ADB, pemberi pinjaman swasta seperti HSBC dapat memberikan pinjaman lebih mudah kepada perusahaan dalam rantai produksi pasokan vaksin yang kompleks, kata HSBC.
Sengupta menambahkan, pemberi pinjaman akan menawarkan dana melalui pinjaman perdagangan dan pembiayaan faktur di antara alat-alat lainnya. Langkah tersebut dipilih karena negara-negara di Asia berusaha mempersingkat skala waktu multi-tahun yang biasa diperlukan untuk menerapkan program inokulasi skala besar.
Pada akhir Maret 2021, Menteri Luar Negeri India Harsh Vardhan Shringla mengatakan, para pemimpin empat negara yang tergabung dalam aliansi Quad yakni Amerika Serikat, India, Australia, dan Jepang sepakat untuk mengumpulkan pembiayaan, produksi, dan kapasitas distribusi untuk mengirim 1 miliar vaksin Covid-19 ke seluruh Asia pada akhir 2022.