Semarang, Gatra.com - Wanita memiliki peran penting dalam pengelolaan keuangan keluarga, termasuk cara berinvestasi yang benar. Perempuan dapat mengantarkan keluarga, saudara dan masyarakat di sekitarnya untuk memiliki kesejahteraan yang lebih baik.
Atas dasar itu OJK Regional 3 Jateng dan DIY bersinergi dengan Pemerintah Kota Semarang, Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), PT Amartha Mikro Fintek dan PT Bursa Efek Indonesia, memberikan pelatihan dan motivasi kepada pelaku UMKM Perempuan di Kota Semarang.
Pelatihan yang diikuti kurang lebih 400 pelaku UMKM perempuan, ibu-ibu PKK Kota Semarang dan Ikatan Istri Pegawai OJK (IIPOJK) itu, diharapkan mampu meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam mengembangkan usaha di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung di negeri ini.
Peserta juga mendapat informasi tentang manfaat dan risiko berinvestasi di pasar modal.
Kepala OJK Regional 3 Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Aman Santosa, mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya bersama Industri Jasa Keuangan untuk mensukseskan program pemulihan ekonomi nasional dan kebangkitan UMKM.
"Program unggulan di tahun 2021 yaitu Business Matching UMKM dan Offtaker, Kredit Murah, Virtual Expo Produk UMKM serta Gerakan Belanja Produk UMKM," katanya, Kamis (8/4).
OJK bersama dengan Industri Jasa Keuangan di Jawa Tengah mendukung kebangkitan UMKM dengan memperluas akses kredit murah, pendampingan usaha bersama dengan dinas terkait dan terus berupaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan sebagai bentuk kontribusi mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
OJK Regional 3 Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta juga melibatkan berbagai pihak untuk mengakselerasi pencapaian target inklusi keuangan sebesar 90% pada tahun 2024.
"Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019, tingkat literasi dan inklusi keuangan laki-laki sebesar 39,94% dan 77,24%, relatif lebih tinggi dibanding perempuan sebesar 36,13% dan 75,15%," jelasnya.
Ia menyampaikan di tahun 2020 perekonomian Jawa Tengah mengalami tekanan yang cukup dalam akibat pandemi Covid-19.
"Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah di tahun 2020 terkontraksi -3,34%, lebih dalam dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang terkontraksi -2,19%. Kondisi ini tentunya sangat berdampak terhadap UMKM," jelasnya.
Untuk itu pihaknya mendorong agar pelaku UMKM harus optimis, ekonomi di tahun 2021 akan membaik seiring dengan pelaksnaan vaksin secara bertahap.