Jakarta, Gatra.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyampaikan baru sebanyak 60 persen sekolah yang melaporkan kesiapan penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas. Sebelumnya, untuk pelaksanaan PTM secara terbatas tersebut, Pemerintah menargetkan sekolah di tanah air sudah melakukan PTM secara terbatas pada Juli 2021 mendatang.
Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Menengah (PAUD Dikdasmen) Kemendikbud, Jumeri, mengatakan sekolah dan Pemerintah Daerah (Pemda) diharapkan sudah segera memulai untuk mempersiapkan PTM terbatas. Apalagi, persiapan akan makin didorong jika guru dan tenaga kependidikan di sekolah tersebut sudah menjalani vaksinasi Covid-19.
"Yang tak kalah penting sekolah juga harus melengkapi daftar periksa guna menerapkan protokol kesehatan. Hingga saat ini sebanyak 60 persen sekolah telah melaporkan kesiapan daftar periksa mereka," ujar Jumeri dalam giat Bincang Pendidikan secara daring, Kamis (8/4).
Jika dirinci, laporan yang diterima oleh pihaknya yakni baru 238 ribu sekolah dari 432 ribu sekolah di tanah air yang sudah melaporkan persiapan pembukaan PTM secara terbatas. Jumeri pun meminta, pelaporan dan oengecekan agar bisa dilakukan dalam waktu dekat dan juga memenuhi daftar periksa yang sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan.
"Apalagi, sekolah yang melapor, masih ada daftar periksa yang belum terpenuhi. Rinciannya baru sebanyak 96 persen yang sudah punya sarana cuci tangan dengan sabun, 86 persen sudah memiliki disinfektan, 83 persen mampu mengakses fasilitas kesehatan, dan 77 persen memiliki cadangan masker," jelas Jumeri.
Setelah pemenuhan daftar periksa dilengkapi, nantinya sekolah yang bersangkutan akan diselenggarakan uji coba PTM terbatas terlebih dahulu. Hal ini dilakukan, guna mencegah timbulnya klaster Covid-19 baru, jika nantinya PTM tidak diuji cobakan terlebih dahulu.
"Nanti akan dilakukan uji coba, supaya sekolah itu mucnul sebuah praktik baik atau kebiasaan baik menjaga kesehatan warganya meskipun pembelajaran tatap muka. Berjalannya waktu, tentu akan terus kami evaluasi akan terus dan akan kita sebarkan sebagai praktik baik, memang semua ada risikonya," pungkas Jumeri.