Jakarta, Gatra.com - Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia (PABOI) dan Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) mengirimkan tim medis gabungan ke wilayah terdampak bencana akibat Siklon Tropis Seroja di NTT.
Tim terdiri atas 6 dokter spesialis ortopedi dan 1 dokter spesialis anestesi serta dua orang perawat operasi ortopedi.
"Situasi darurat saat ini adalah penanganan pasien yang mengalami masalah terkait Muskoloskeletal (tulang dan sendi). Kami sudah berkoordinasi dengan PABOI di berbagai wilayah agar menyiapkan tenaga medis yang akan dirotasi setiap minggu. Hal ini untuk menjaga stamina para tenaga medis yang bertugas juga untuk menghindari kelelahan secara fisik dan mental agar mereka tetap bisa berperforma secara maksimal menangani pasien.” ungkap Dr. dr. Edi Mustamsir, SpOT(K), Ketua PABOI.
Sejak tanggal 6 April tim medis tersebut telah diberangkatkan dari Makassar menuju Maumere, lalu dilanjutkan dengan perjalanan darat menuju Larantuka di hari yang sama.
Tiba di Larantuka, tim medis tersebut bersiap melakukan operasi bagi para korban yang telah dievakuasi ke RSUD Larantuka.
Selanjutnya tim medis gabungan PABOI dan PDEI dibagi menjadi dua. Tim pertama ke Lembata, dipimpin oleh dr. Helmiyadi Kuswardhana, Sp.OT sementara tim lainnya diberangkatkan ke Alor yang dipimpin oleh dr. Muhammad Phetrus Johan, Ph.D., SpOT(K).
Tim berangkat menuju lokasi dengan bantuan transportasi udara dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kamis sore (8/04).
Setibanya di Alor, mereka akan bertugas menangani pasien di dua lokasi, yakni Desa Tamakh, Kecamatan Pantar Tengah dan Desa Kaleb, Kecamatan Pantar Timur.
“Saat ini kami sedang berupaya melakukan pengobatan non operasi bersama dengan tim tenaga kesehatan yang ada di Alor, seraya berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk persiapan fasilitas rujukan ke Rumah Sakit. Selain itu kami juga membutuhkan bantuan alat dan bahan rawat luka.” Ujar dr. Muhammad Phetrus Johan, Ph.D., SpOT(K) tim medis yang berada di lokasi bencana.
Di tim lain, dr. Helmiyadi Kuswardhana, Sp.OT yang berada di Lembata menerangkan “Saat ini tim medis di Lembata menghadapi sejumlah kendala diantaranya; sebagian akses jalan ke posko kesehatan masih longsor, proses rujukan terkendala karena kekhawatiran keamanan perjalanan dan trauma kejadian bencana untuk transportasi via laut sehingga masih banyak korban yang belum bisa ditangani. Sementara dari sisi perlengkapan medis, perlengkapan alat dan bahan rawat luka yang belum memadai dan kurangnya alat dressing luka modern.”
Ketua Tim Mitigasi PB IDI, dr Adib Khumaidi, SpOT meminta pemerintah dan petugas penanganan bencana agar tetap menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid di area bencana.
Para tim medis diminta untuk harus lebih waspada agar tidak terpapar Covid mengingat keterbatasan jumlah tim medis dan masih banyak korban yang belum tertangani.