Jakarta, Gatra.com – Pandemi Covid-19 belum usai. Namun, ada eksistensi penyakit berbasis virus lain yang menghantui dan berpotensi menjangkiti tubuh manusia yang positif terinfeksi corona.
Penyakit itu adalah herpes zoster alias cacar api atau cacar ular. Cacar ini disebabkan varisela zoster virus (VZV) yang juga merupakan virus penyebab cacar air. Menurut CEO Klinik Pramudia, Anthony Handoko, SpKK, virus herpes zoster ini bersifat neurotropik.
“Jadi VZV (varicella zoster virus) ini dia suka sekali berdiam diri atau tinggal (lalu) menyerang serabut saraf kita. Jadi VZV ini tempat berdiamnya di dalam tubuh di jaringan sel saraf kita,” ujar Anthony dalam acara Virtual Media Briefing yang digelar Kamis, (8/2).
Dengan sifat neurotropik ini, lanjut Anthony, virus akan berdiam diri dalam tubuh manusia setelah penderita terinfeksi oleh VZV untuk pertama kali ketika terkena cacar air.
“Dia bersifat laten. Laten itu berarti dia tidak aktif, tidak menimbulkan gejala, berarti dia tidur di dalam sel saraf, daerah persisnya itu di daerah ganglion dorsalis,” ungkap Anthony.
Namun, virus yang tertidur dalam tubuh manusia tersebut sewaktu-waktu bisa terbangun atau teraktivasi kembali. Ketika proses reaktivasi ini terjadi, gejala-gejala herpes zoster seperti bintil-bintil berair muncul di kulit penderita.
Selain itu, virus herpes zoster juga memiliki sifat lain. Anthony menyebut bahwa penyakit ini juga bersifat self-limited atau dapat sembuh sendiri tanpa perawatan.
“Self-limited. Hampir semua penyakit virus itu biasanya dia akan sembuh dengan berjalannya waktu secara natural, tetapi tentu sangat ditentukan dari daya tahan tubuh kita, imunitas tubuh kita sendiri,” ujar Anthony.