Gunungkidul, Gatra.com - Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran di Patuk, Kabupaten Gunungkidul, mulai membuka layanan wisata seperti kemah dan program live in setelah terhenti akibat pandemi Covid-19. Para turis bisa menikmati keindahan alam, kekayaan budaya, dan suasana pedesaan.
Ketua Bidang Pemasaran Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Nglanggeran, Heru Purwanto, mengatakan, layanan kemping di puncak gunung api purba sudah dilayani sejak November 2020.
"Saat ini sudah dibuka, tapi hanya Sabtu malam dan Minggu malam saja. Kalau sebelum terjadi pandemi kan setiap hari selama 24 jam," kata Heru saat dihubungi Gatra.com, Rabu (7/4).
Heru mengatakan program live ini pun dimulai awal April 2021 ini. Namun ada beberapa perbedaan, semisal turis dulu bisa menginap di rumah warga tapi kini tidak bisa. "Masih banyak yang belum siap, maka bermalamnya memakai tenda atau dome di Kedung Kandang,"katanya.
Heru berkata turis yang ingin kemping di puncak gunung api purba diimbau untuk menaati peraturan. Antara lain tidak boleh bercanda berlebihan ketika berada di kawasan gunung, buang air kecil sembarangan, dan berkata kotor. "Selalu kami imbau, bahkan dulu sempat ada plang imbauannya," kata dia.
Heru mengatakan imbauan itu bukan hanya sekadar menyangkut upaya untuk menjaga sikap wisatawan. Namun, kata Heru, juga menyangkut suatu kepercayaan di luar nalar manusia.
"Secara umum, (alasannya) kan setiap tempat ada (makhluk gaib). Intinya saling menghormati, jaga sikap, omongan dan perilaku," katanya.
Menurut Heru, pernah ada kejadian di luar nalar ketika ada turis yang melanggar imbauan tersebut. "Sudah cukup lama kejadiannya. Dulu ada yang kesurupan karena bercandanya terlalu berlebihan," katanya.
Heru menyebut, ada pula beberapa pantangan ketika naik ke puncak Gunung Api Purba Nglanggeran. Pantangan itu seperti tidak boleh buang air kecil sembarangan di beberapa lokasi, terutama di sumber-sumber mata air.
"Ada satu pantangan juga. Wanita yang sedang datang bulan tidak boleh ke salah satu sumber mata air bernama Comberan," kata Heru.
Menurutnya, mata air Comberan tidak pernah surut meski di musim kemarau karena sumbernya tak kasat mata. Di lokasi itu juga terdapat tempat pemujaan dan pertapaan yang dipakai orang-orang terdahulu. "Comberan itu aliran airnya dari telaga gaib," ucapnya.