Jakarta, Gatra.com – Bastian Steel kepincut Tyas Mirasih yang usianya terpaut cukup jauh. Demikian drama serial dari sandiwara radio RRI fenomenal era 1970-an yang diangkat ke dalam sinetron dengan judul sama, yakni "Butir-Butir Pasir di Laut".
Direktur Program dan Produksi LPP RRI, Soleman Yusuf, dalam konferensi pers peluncuran sinetron "Butir-Butir Pasir di Laut" di Jakarta, Selasa (6/4), mengatakan, ini untuk mengobati kerinduan masyarakat Indonesia pada sandiwara fenomenal yang sempat diputar RRI di era1970-an.
"[Ini] sekaligus memperkenalkan kepada generasi milenial akan drama radio fenomenal ini, yang membawa pesan moral kemanusiaan dan kebangsaan," katanya.
Ia menjelaskan, "Butir-Butir Pasir di Laut" sangat fenomenal pada era itu. Bukan hanya di Indonesia, tetapi juga dunia. Buktinya, pada 4 Agustus 1984, Lembaga Kependudukan Dunia di Meksiko, memberikan penghargaan resmi sebagai sandiwara radio terbaik tingkat dunia.
Sandiwara radio yang diputar setiap hari hampir 20 tahun tersebut sangat ditunggu oleh para pendengar. Tak heran jika sandiwara radio "Butir-Butir Pasir di Laut" ini sempat mendapat penghargaan sebagai sandiwara radio terbaik dari UNESCO.
Sandiwara radio "Butir-Butir Pasir di Laut" ini diputar sejak Februari 1970-an hingga 1990-an. Ada 5.700 episode dari sandiwara radio ini. "Kini ditayangkan dalam bentuk audio visual," ucapnya.
Sandiwara radio ini di angkat ke layar kaca hasil kolaborasi dengan WeTV Indonesia dan Verona Pictures. Verona mempercayakan pembuatan atau produksinya kepada sutradara Stanley Fernando dan Wahid Setyato.
Sinetron ini dibintangi oleh Tyas Mirasih, Andrew Adika, Bastian Steel, Faradina Tika, dan Jessica Shaina. Sinetron "Butir-Butir Pasir di Laut" Direktur Utama (Dirut) PT Verona Indah Pictures, Titin Suryani, mengatakan, pihaknya ingin membawa nostalgia serial ini ke dalam format kekinian melalui media digital.
Country Manager WeTV dan iflix Indonesia, Lesley Simpson, mengatakan, ini merupakan komitmen pihaknya mendukung perfilman Tanah Air dengan berbagai konten lokal.
Sementara itu, Tyas Mirasih, salah satu pemeran utama, yakni memerankan dokter Arini, mengatakan, sangat tertantang memerankan tokoh ini. Pasalnya, di angkat dari sandiwara radio fenomelan dan sangat ditunggu-tunggu pada saat itu.
"Saya yakin dalam versi modern konfliknya akan lebih bervariasi. Dari pertama membaca naskahnya, saya sudah langsung jatuh cinta," katanya.
Selain itu, Tyas juga tertantang karena sebelumnya belum pernah memerakan menjadi seorang dokter, kepincut pada laki-laki yang usianya terpaut cukup jauh atau brondong.
"Ini adalah hal baru yang belum saya perakan sebelumnya," ungkap Tyas yang sempet melempar canda, bahwa Bastian Steel sempat memanggilnya tante.
Adapun Bastian yang akrab disapa Babas, mengaku sempat ragu memerankan Radit, mahasiswa yang jatuh cinta kepada Arini yang meskinya menjadi sosok kakak.
"Semula saya pikir ini adalah hal yang tabu di Indonesia, tetapi setelah saya pikir-pikir lagi, justru di situ tantangannya," kata Babas.