Home Kesehatan Tembus 12,7 Juta Vaksinasi, Indonesia Peringkat 8 Dunia

Tembus 12,7 Juta Vaksinasi, Indonesia Peringkat 8 Dunia

Jakarta, Gatra.com - Indonesia kini sudah melakukan vaksinasi massal COVID-19 dengan menembus angka 12,7 juta vaksinasi. Sebelumnya berada di angka 10 juta vaksinasi pada  26 Maret 2021 lalu. Dengan capaian tersebut, Indonesia mencatat berada di peringkat ke delapan dunia sebagai negara yang cepat menggelar vaksinasi terhadap warga negaranya. 

Pernyataan itu diungkapkan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, saat bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, serta Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy di Kantor Presiden, Jakarta, pada Senin, (5/4). 

"Saya ucapkan terima kasih ke rekan-rekan karena per kemarin kita sudah bisa mencapai 12,7 juta vaksinasi. Dibanding minggu lalu, (26/3) yang menembus 10 juta, jadi dalam satu minggu kita sudah bisa menambah 2,5 juta vaksinasi per minggu. Menempatkan Indonesia di posisi ke-8 dunia," katanya, sebagaimana dilansir dari laman resmi Presiden RI pada Senin, (5/4). 

Budi mengatakan, jika keempat negara produsen vaksin untuk virus corona tak berada dalam daftar posisi itu, Indonesia hendak berada pada posisi empat dunia. Artinya, dari sekian banyak negara, Indonesia merupakan negara yang benar-benar tanggap guna memberikan perlindungan bagi rakyatnya lewat kebijakan vaksinasi massal.

Ia menjelaskan, kini banyak negara Eropa, Amerika Selatan, serta negara Asia seperti India, Filipina, dan Papua Nugini yang mengalami lonjakan ketiga dari kasus COVID-19. 

“Lonjakan itu menyebabkan negara-negara yang memproduksi vaksinnya di sejumlah negara, agar mengarahkan vaksinnya untuk hanya digunakan pada negara-negara tersebut,” katanya.

Budi menambahkan, hal itu memengaruhi suplai vaksin global, termasuk ke Indonesia. Di tengah keterbatasan suplai vaksin tersebut, pemerintah tentunya harus mengatur laju pelaksanaan vaksinasi agar tidak terjadi kekosongan stok vaksin. 

"Laju vaksinasinya kita atur kembali sehingga kenaikannya tidak secepat sebelumnya karena suplai vaksin yang berkurang," ujarnya. 

Ia menerangkan bahwa pemerintah tengah melakukan negosiasi dengan produsen dan negara-negara produsen vaksin, agar suplai vaksin di bulan Mei bisa kembali normal sehingga pemerintah dapat melakukan vaksinasi dengan kecepatan dan peningkatan seperti sebelumnya.

213

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR