Kendal, Gatra.com- Hari pertama digelarnya Pembelajaran Tatap Muka (PTM), penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat diterapkan SMA Negeri 1 Kendal terhadap siswa-siswinya.
Siswa-siswi SMA Negeri 1 Kendal, tak hanya diwajibkan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun, namun saat hendak memasuki ruang kelas, siswa juga dicek suhu tubuhnya dan diwajibkan menjalani rapid tes.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah wilayah XII, Ernest Ceti Septianti yang memonitor kegiatan PTM di SMA Negeri 1 Kendal, mengatakan, digelarnya rapid tes bagi siswa dilakukan sebagai langkah antisipasi sebelum pembelajaran tatap muka berlangsung.
"Ini langkah antisipasi saja biar yang mengikuti PTM benar-benar mereka yang sehat," kata Ernest Ceti, Senin (5/4).
Ia menegaskan, langkah ini diambil juga sebagai antisipasi agar tidak menimbulkan klaster baru kasus positif covid-19 dari sekolahan.
Dari hasil rapid test yang dilaksanakan dinas kesehatan kepada siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka, ada 7 siswa yang hasilnya reaktif.
"Nantinya Dinkes meminta kepada pihak sekolah untuk mengantarkan siswa tersebut ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan antigen," terangnya.
Kepala SMA Negeri 1 Kendal, Yuniasih mengatakan, sebelum menggelar PTM, semua guru di SMA Negeri 1 Kendal telah menyelesaikan vaksinasi dua tahap dan memastikan, digelarnya PTM dilakukan dengan prokes ketat.
Dikatakan, rapid tes yang dilakukan terhadap siswa-siswinya merupakan bantuan dari Dinkes Kendal. "Kita mendapat bantuan dari Dinkes Kendal, untuk melakukan rapid tes terhadap 108 siswa yang mengikuti PTM," jelasnya.
Yuniasih menjelaskan, rapid tes dilakukan untuk mencegah penularan dan penyebaran Covid-19, mengingat angka positif di kendal masih tinggi. Meski tidak semua siswa bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka, namun protokol kesehatan sudah dilakukan saat siswa datang ke sekolah.
"Siswa yang diperkenankan belajar tatap muka hanya siswa kelas X dan tidak semuanya masuk. Setiap kelas hanya dibatasi 9 siswa saja dan mereka yang dipilih adalah siswa yang berangkat sekolahnya yang diantar orangtua atau menggunakan kendaraan sendiri," ungkapnya.
Ia berharap, pembelajaran tatap muka berjalan dengan baik dengan fasilitas yang lengkap mulai sarana dan prasarana yang sudah tersedia.