Sleman, Gatra.com - Daerah Istimewa Yogyakarta diprediksi mengalami cuaca ekstrem selama April ini. Penyebabnya, belokan angin akibat munculnya pusat tekanan rendah di perairan selatan Jawa dan siklon Seroja di perairan selatan NTT.
Kepala Stasiun Klimatologi Sleman BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas, mengatakan, siklon Seroja yang menyebabkan banjir di NTT juga berdampak di wilayah DIY.
"DIY terkena efek sekunder dari bibit siklon tersebut, tetapi tidak signifikan. Cuaca ekstrem di Yogyakarta secara signifikan adalah karena labilitas lokal yang kuat. Jadi penyebabnya berbagai faktor untuk wilayah DIY," kata Reni, Senin (5/4) sore.
Reni mengatakan, hujan lebat disertai angin kencang sempat terjadi di Yogyakarta pada pukul 13.00 sampai 15.30 WIB, Minggu (4/4). Dari catatannya, ada berbagai dampak kerusakan di beberapa wilayah.
Menurut Reni, di Kabupaten Bantul tercatat pohon tumbang di tiga lokasi, sedangkan dua rumah, dua jaringan listrik, dua jalan, dan satu tempat usaha rusak. Di Kota Yogyakarta, pohon tumbang di tiga lokasi, serta dua tempat usaha, satu jaringan listrik, dan satu jalan rusak.
Di wilayah Sleman, terdapat delapan pohon tumbang, serta satu kendaraan, satu jalan, dan dua jaringan listrik rusak. Empat papan iklan dan satu perkantoran juga turut rusak.
Reni berkata, waktu masa pancaroba atau pergantian musim dari hujan ke kemarau di wilayah DIY bervariasi. Sejumlah wilayah mengalaminya mulai April dasarian ketiga atau akhir April, tapi ada pula pada Mei dasarian ketiga atau akhir Mei. "Potensi cuaca ekstrem masih bisa terjadi sampai April ini," ucapnya.