Sukoharjo, Gatra.com- Upacara penyambutan kepulangan 450 prajurit Satgas Bataliyon Infanteri (Yonif) Mekanis Raider 413/Bremoro dipimpin langsung oleh Kepala Staf Divisi Infanteri 2 Kostrad Brigadir Jenderal TNI Tjaturputra Gunadi, Sabtu (3/4). Sebelumnya prajurit bertugas menjaga perbatasan antara Indonesia dan Papua Nugini selama 10 bulan.
Brigadir Jenderal TNI Tjaturputra Gunadi menyampaikan rasa bangga yang luar biasa kepada para prajurit lantaran berbagai prestasi telah ditorehkan selama pelaksanaan penugasan. Dalam menjalankan penugasan ratusan prajurit dibagi menjadi 18 pos.
"Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas hasil pelaksanaan tugas dan pengabdian selama di daerah penugasan, dan ini kembali dengan utuh 450 orang" ucapnya.
Gunadi mengatakan, sebelum meninggalkan tanah Papua, para prajurit ini terlebih dahulu menjalani tes antigen dan hasilnya non reaktif. Namun setelah turun di Tanjung Mas Semarang, dan kembali dilaksanakan tes antigen terdapat 30 prajurit yang reaktif. Sedangkan prajurit yang hasilnya non reaktif harus mengikuti aturan dari pimpinan, yakni karantina di Markas Komando (Mako) selama tiga hari.
"Yang reaktif ini mungkin kelelahan saat lintas laut yang cukup lama yakni 13 hari, yang bersangkutan langsung isolasi mandiri. Sekarang kita kirim mereka ke Rumah Sakit DKT Slamet Riyadi Surakarta untuk tes Swab PCR, dan seluruh prajurit juga akan kita lakukan Swab PCR," katanya.
Selama penugasan para prajurit Satgas Bataliyon Infantri (Yonif) Mekanis Raider 413/Bremoro berhasil mengamankan beberapa senjata dari masyarakat tanpa terlibat kontak tembak. Sehingga mereka pantas mendapatkan penghargaan dari Pangdam XVII Cenderawasih.
Selain itu, mereka juga mendapat penghargaan dari lembaga tertinggi keagamaan yakni Sinode GKI Provinsi Papua. Hal itu didapat karena berhasil melakukan pendekatan terhadap masyarakat, termasuk budaya.
"Dan yang paling menonjol, mereka bisa membangun gereja di daerah perbatasan yang sangat terpencil, yang memang itu sangat di idam-idamkan oleh masyarakat perbatasan," paparnya.
Mengingat selama penugasan masih terjadi pandemi Covid-19 bahkan hingga sekarang, para prajurit ini juga melakukan penanganan dan pencegahan virus corona. Sehingga sebuah penghargaan kembali diperoleh dari walikota setempat.
"Setelah melaksanakan tugas mereka mendapat tiga penghargaan dari Pangdam karena dianggap berhasil melaksanakan tugas di sana, yang sebelum-sebelumnya belum pernah didapatkan satuan tugas di daerah tersebut," ujarnya.
Setelah kembali ke Mako prajurit akan melaksanakan kegiatan pengembalian karakter mereka sebagai prajurit.