Karanganyar, Gatra.com- Jenazah korban kecelakaan di Perairan Karimun, Batam, Kepulauan Riau, Supriono (40) tiba di rumah duka di Dukuh Bakaran, Desa Sukosari Jumantono, Karanganyar pada Kamis malam (1/4) pukul 20.50 WIB. Setelah disalatkan, jenazah langsung dikubur di pemakaman umum dusunnya.
Di rumah duka, jenazah diserahterimakan secara resmi melalui Berita Acara Penyerahan BAP dari UPT Badan Perlindungan Tenaga Pekerja Migran Indonesia BTPM Wilayah Yogyakarta yang diwakili oleh Wenni Rahma Pramusita kepada istri almarhum yakni Ating Haelin (38), dan disaksikan langsung oleh Ketua RT 01/06 Dusun Bakaran Desa Sukosari, Daryanto (41).
Kepala Desa Sukosari, Sulardi mengatakan seluruh keperluan pemakanan sudah disiapkan keluarga sejak mereka mendengar kabar Supriono meninggal dunia. Sebelum jenazah tiba di rumah duka pun, liang lahat sudah digali.
"Semua sudah disiapkan sehingga tidak berlama-lama di rumah duka. Setelah disalatkan langsung dikubur," katanya kepada Gatra.com, Jumat (2/4).
Mobil ambulans yang sama mengantarnya ke rumah duka dari Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) Kulonprogo, membawanya ke makam dusun yang berjarak 500 meter dari tempat tinggal keluarganya.
Supriono merupakan salah satu korban tewas kecelakaan speedboat yang membawa rombongan pekerja migran itu. Jasadnya ditemukan mengambang di Perairan Karimun, Batam, Kepulauan Riau, pada Senin (29/3).
Sulardi mengatakan Jenazah TKI asal desanya itu sempat transit di Bandara Soekarno Hatta Jakarta dari Batam. Sulardi mengatakan almarhum semasa hidup bekerja sebagai buruh konstruksi bangunan di Malaysia. Sejak mengadu nasib di Negeri Jiran sekitar tahun 2000, ia beberapa kali pulang kampung dan berkeluarga sampai memiliki tiga orang anak.
Pada tahun 2020 ia pulang namun tidak kembali ke perantauan selama setahun akibat pandemi. Baru pada Februari lalu mendapat orderan mengerjakan memasang granit di sebuah proyek. Lantaran kontraknya bagus, ia memutuskan pergi bekerja. Meski, pemberangkatannya bukan dari instansi resmi pemerintah.