Home Ekonomi Bulog Klaim Serap 16.334 Ton Beras Petani di Sumsel

Bulog Klaim Serap 16.334 Ton Beras Petani di Sumsel

Palembang, Gatra.com - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Sumatera Selatan-Bangka Belitung (Sumsel-Babel), mengklaim telah menyerap sebanyak 16.334 ton beras petani di wilayahnya hingga akhir Maret 2021.

Pemimpin Wilayah Bulog Divre Sumsel-Babel, Ali Ahmad Najih Amsari, mengatakan target serapan Bulog setiap tahunnya sebesar 100 ribu ton. Sisa stok beras di gudang tahun lalu mencapai 20 ribu ton.

“Tahun ini saja (hingga akhir Maret 2021), kita telah menyerap sebanyak 16.334 ton beras. Artinya, daya tampung gudang kita berkisar 50 ribu ton saja. Nah, itu akan terus kita maksimalkan dengan membuka semua gudang yang ada di Sumsel,” ujarnya di Palembang, Kamis (1/4).

Kendati begitu, lanjutnya, serapan beras Sumsel terbilang cukup baik secara nasional. Pasalnya, provinsi tersebut menduduki posisi nomor empat di Indonesia sebagai daerah terbanyak menyerap beras petani.

“Ada beberapa daerah yang telah panen duluan, pada September 2020 lalu. Namun, panen raya puncak terjadi pada Maret sampai April. Kita buka semua gudang, bahkan hari Sabtu dan Minggu. Beras petani Sumsel semuanya tetap kita terima (beli),” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tananam Pangan dan Holtikultura Provinsi Sumsel, R Bambang Pramono, meminta para petani di wilayahnya untuk menunda menjual Gabah Kering Giling (GKG) yang melebihi kebutuhan hidup. Ini menyusul lantaran anjloknya harga gabah saat ini.

Selain itu, banyak petani yang menjual gabah dan beras jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan Perum Bulog sebesar Rp 5.300 untuk gabah per kilogram (kg) dan Rp 8.300 untuk beras per kg. Dimana petani hanya bisa menjual gabah berkisar Rp 3.500 sampai Rp 4.000 per kg.

“Karena itu, saat ini jual dulu saja (gabah dan beras) sesuai kebutuhan. Sisanya itu tunda dulu sampai HPP kembali naik,” ujarnya.

Saat ink, sambungnya, tengah terjadi produksi yang meningkat dan pemerintah kewalahan akan hal itu. Karena itu, harga di kalangan petani menurun. “Kita juga akan menggerakan 1.000 penyuluh pertanian guna menginformasikan dan mengedukai petani agar bisa menahan penjualan GKG,” katanya.

Pihaknya pun mengaku saat ini belum maksimal dalam manage hasil panen GKG petani sampai ketika hari panen. Hal tersebut rencananya akan terus dioptimalkan.

“Kita akan berupaya meningkatkan harga, tak hanya pada peningkatan produksi saja. Ya, salah satu upaya itu kita akan nge-manage kembali hasil panen. Itu yang belum kita lakukan secraa optimal,” ujarnya.


 

334