Banyumas, Gatra.com– Salah satu sektor yang dinilai mampu membangkitkan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 adalah wisata di pedesaan. Untuk itu, Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas meluncurkan destinasi wisata berkonsep desa ‘Dolan Darmakradenan’.
Pemdes dan Deswita Darmakradenan mengundang sejumlah pihak untuk mengenalkan 'Dolan Darmakradenan'. Mulai dari stakeholder, influencer, admin akun kota, pegiat wisata dan jurnalis. Masyarakat setempat tampak antusias dengan kegiatan tersebut dan berharap jadi potensi pendapatan untuk mereka.
Kepala Dinporabudpar Banyumas, Azis Kusumandani meminta desa wisata (deswita) optimistis di tengah pandemi. Apalagi, kata Azis, Deswita Darmakradenan memiliki cukup daya tarik. Salah satu yang membuat Azis terkesan adalah potensi wisata terintegrasi dan produk unik. Seperti teh madu yang menurutnya baru pernah mencoba dan asyik.
"Memajukan desa wisata itu kita harus optimistis. Kalau mereka bisa (deswita yang lain), kenapa kita tidak?" kata Azis, dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis malam (1/3).
"Terus terang ini kali pertama saya baru pernah ke Darmakradenan dan mencoba teh madu. Merupakan pengalaman pertama dan baru tahu," imbuh Azis, yang juga full mengikuti tour uji coba paket wisata 'Dolan Darmakradenan' yang diselenggarakan kerjasama dengan Pemdes dan Pokdarwis setempat.
Sementara, Kepala Desa Darmakradenan Imam W Soleh, optimistis desanya bakal tumbuh dan jadi primadona. Hal itu, menyusul dilaksanakannya launching paket wisata 'Dolan Darmakradenan' baru-baru ini. Tak tanggung-tanggung, apresiasi datang langsung dari Kepala Dinporabudpar, Azis Kusumandani.
"Alhamdulillah, uji coba paket wisata Deswita Darmakradenan mendapat apresiasi positif. Termasuk Pak Azis (Kepala Dinporabudpar, red) yang mengapresiasi dan terkesan. Ini adalah modal penting untuk kemajuan desa," ucap Imam.
Imam menyebutkan, paket 'Dolan Darmakradenan' yang dikenalkan adalah 'Sedina urip ning Darma'. Meliputi perjalanan start finish di rest area Taman Diponegoro. Lanjut susur gua (cave tracking), kunjungi budidaya tawon madu, hingga melihat produksi gula jawa dan sega oyek.
"Yang paling diapresiasi gua dan produksi sega oyek. Banyak yang mendorong supaya 'sega oyek' Darma diseriusi jadi unggulan, karena itu panganan langka, unik dan jadul," jelasnya.