Semarang, Gatra.com - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melakukan program “Pendataan Keluarga 2021” dengan menyasar sekitar 11,4 juta keluarga.
Untuk menyukseskan program tersebut, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo ikut terjun langsung mendata beberapa keluarga di Kota Semarang, Kamis (1/4).
Ganjar menanyakan sejumlah pertanyaan yang sudah tercantum dalam daftar dari BKKBN. Sesekali melontarkan candaan dari daftar pertanyaan yang ada.
“Selamat pagi Pak, Bu. Nuwun sewu (mohon maaf) saya datang untuk mendata keluarga ya. Saya dari sini saja supaya tidak bau mulut,” ujar Ganjar dari luar pagar rumah keluarga Afianto di Jalan Bima, Pindrikan Lor yang akan didata.
Kepada warga, Ganjar mengimbau agar membantu petugas dari BKKB yang melakukan pendataan, dengan menyiapkan data keluarga terakhir secara lengkap sehingga proses pendataan dapat berlangsung cepat.
Petugas dari BKKBN juga memakai identitas yang jelas kepada petugas pendata. Harapannya, program Pendataan Keluarga 2021 berjaln lancar. Pendataan Keluarga ini membantu pemerintah dalam mengolah data hingga mempermudah informasi untuk pemberian bantuan agar tepat sasaran.
“Harapan kita ini akan jadi big data yang baik, datanya cukup lengkap dan detail, sehingga nanti kalau ingin memerlukan data untuk memberikan bantuan, mengerti kondisi keluarga masing-masing,” ujar Ganjar.
Sementara, Kepala Perwakilan BKKBN Jateng, Widwiono yang ikut mendampingi Gubernur Jateng mengatakan, program “Pendataan Keluarga 2021” dilakukan lima tahun sekali di seluruh Indonesia untuk mendata semua keluarga.
Menurutnya, tujuan kegiatan di samping untuk mencari data keluarga, data yang dihasilkan juga bisa bermanfaat untuk kantor dinas lain yang membutuhkan
"Di Jawa Tengah ada sekitar 11,4 juta keluarga yang akan didata," kata Widwiono.
Pelaksanaan “Pendataan Keluarga 2021” dilakukan 1 April-31 Mei. BKKBN Jateng menerjunkan sekitar 8.600 orang petugas pendataan di lapangan.
Sebelum bertugas telah menjalani pelatihan sejak satu bulan lalu. Mereka akan mengkaver seluruh keluarga di 35 kabupaten dan kota dengan mendata keluarga berdasarkan by name by address.
“Jadi insya Allah petugas pendataan sudah sudah siap menjalankan tugas,” ujar Widwiono.
Pendataan keluarga, imbuh Widwiono berbeda dengan sensus penduduk, karena fokusnya pada keluarga, jadi tentang informasi keluarga. Ada sebanyak 53 pertanyaan yang dicatat.
"Dari data itu bisa mendapatkan informasi tentang keluarga. Karena didata by name by address tentu ini datanya fokus, sehingga ketika kita membuka data keluarga, bisa mendapatkan informasi yang bermanfaat bagi keluarga itu sendiri maupun kantor dinas yang membutuhkan,” ujarnya.