Semarang, Gatra.com – Ratu Kalinyamat, atau yang dikenal juga sebagai Ratu Jepara di abad keenam belas, diusulkan untuk menjadi pahlawan nasional oleh sejumlah pengamat, peneliti, dan dosen. Sekelompok akademisi tersebut menggagas usul ini dalam sebuah seminar nasional bertajuk “Rainha de Japara: Retno Kencono Alias Ratu Jepara Alias Ratu Kalinyamat” yang digelar Rabu, (31/3), di Semarang, Jawa Tengah.
Lalu, apa relevansi Ratu Kalinyamat yang menguasai Pulau Jawa di abad keenam belas dalam konteks politik hari ini? Dalam seminar tersebut, pengamat militer dan maritim, Connie Rahakundini Bakrie, mengemukakan bahwa terdapat satu benang merah antara sejarah Ratu Kalinyamat dengan keinginan Presiden Jokowi agar Indonesia menjadi negara poros maritim dunia.
Untuk menyandang titel tersebut, ujar Connie, sebuah negara harus menguasai empat elemen dasar yang meliputi pengaruh geografis, militer, ekonomi, dan budaya. “Kalau saya ditanya basic element apa yang dimiliki oleh Ratu Kalinyamat (sehingga) waktu itu bisa sampai sekuat itu adalah karena empat elemen ini dia punya,” jelasnya.
Connie menyebut bahwa salah satu efek yang dihasilkan oleh kekuasaan yang dimiliki oleh Ratu Kalinyamat tersebut yaitu bangsa Portugis yang terpukul mundur dan terpaksa pindah ke wilayah yang berhasil mereka Kristen-kan saja, yaitu Semenanjung Leitimor. Selain itu, dengan kekuasannya, Ratu Kalinyamat mampu mengirim bantuan perang kepada orang-orang Hitu.
Tak hanya itu, Ratu Kalinyamat juga berhasil mengamankan jalur rempah-rempah dan menguasai beberapa rute dan wilayah. Selain itu, secara politik ratu Kalinyamat juga berhasil menguasai Bangka, Tanah Melayu, Pantai Timur Sumatera, hingga wilayah-wilayah bawahan Jepara.
Dalam konteks politik hari ini, Connie menuturkan kalau ingin menjadi negara poros maritim, Indonesia bisa belajar banyak dari Ratu Kalinyamat. “Ratu Kalinyamat membuktikan kita bisa. Pasti kita (juga) bisa,” ujarnya.
Dalam pandangannya, Indonesia hari ini perlu membangun politik yang kuat, memiliki kemampuan diplomasi yang ulung, hingga membangun kekuatan angkatan laut yang mumpuni. “Kalau Indonesia mau bisa menguasai hari ini, sebagai negara non-alignment, maka belajarlah dari (Ratu) Kalinyamat,” pungkasnya.