Home Ekonomi Penyerapan Rendah, Stok Pupuk Subsidi di Tegal Masih Aman

Penyerapan Rendah, Stok Pupuk Subsidi di Tegal Masih Aman

Slawi, Gatra.com - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tegal, Jawa Tengah memastikan stok pupuk bersubsidi masih cukup untuk memenuhi kebutuhan petani pada masa tanam kedua tahun ini. Namun pemerintah pusat diminta menambah alokasi agar tidak terjadi gejolak kelangkaan pupuk.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tegal Toto Subandriyo mengatakan, penyerapan pupuk bersubsidi sejak Januari hingga Februari masih rendah sehingga stok yang tersedia masih cukup banyak.

"Sebenarnya stok kita masih cukup banyak, cuma aturannya (pembelian) itu dibatasi. Itu yang menjadi pangkal permasalahan terkait pupuk, salah satunya karena itu," kata Toto, Rabu (31/3).

Toto mengungkapkan, untuk pupuk jenis urea hingga Februari baru terserap 12,71 persen dari total alokasi yang diterima Kabupaten Tegal sebanyak 25.746 ton. Kemudian SP-36 dari alokasi 1.246 ton yang terserap baru 3,53 persen, ZA dari alokasi 974 ton baru terserap 6,67 persen, dan NPK dari alokasi 10.926 ton sudah terserap 17,57 persen.

"Sedangkan untuk pupuk organik, penyerapannya baru 11,16 persen dari alokasi 5.386 ton," ungkapnya.

Toto menyebut, jumlah alokasi pupuk bersubsidi yang diterima pada tahun ini tidak sesuai dengan jumlah kebutuhan yang diajukan ke Kementerian Pertanian sesuai Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK). Jumlah alokasi itu juga lebih rendah dari alokasi pada tahun lalu.

Dia merinci, alokasi pupuk SP-36 yang diterima sebanyak 1.246 dari jumlah yang kebutuhan yang diajukan sebanyak 1.304, ZA alokasinya 974 ton dari kebutuhan 1.276 ton, dan organik alokasinya 5.386 ton dari kebutuhan 21.000 ton. Kemudian pupuk jenis NPK jumlah alokasinya hanya 10.926 ton atau 33,5 persen dari usulan yang diajukan yakni sebanyak 32.556 ton.

"Kalau tidak ada penambahan alokasi dari pusat, khususnya yang NPK, sampai akhir tahun saya prediksi pupuk itu akan selalu menjadi permasalahan petani," ujarnya.

Menurut Toto, selain jumlah alokasinya berkurang dari ajuan maupun alokasi tahun lalu, pada tahun ini juga terdapat perubahan rekomendasi pupuk yang digunakan petani untuk tanaman padi yakni menggunakan kombinasi pupuk majemuk formula khusus dengan pupuk tunggal terdiri dari urea, NPK dan organik. Selain itu, jumlah dosis yang direkomendasikan untuk tiap hektar lahan juga berkurang.

"Sebenarnya akses petani mendapatkan pupuk bersubdisi tidak ada masalah. Setiap petani yang tercantum di e-RDKK, baik punya Kartu Tani atau tidak punya itu bisa mengakses pupuk, tapi alokasinya berkurang dan dibatasi. Ini yang bisa membuat gejolak kelangkaan pupuk terus terjadi," ujarnya.


 

1105