Siak, Gatra.com - Sebagian besar masyarakat tidak tahu bahwa kotoran sapi bisa menghasilkan duit. Namun, tidak dengan Rojali. Pria berumur 38 tahun itu mengubah stigma kotoran sapi yang menjijikkan menjadi ladang uang.
Ikut tergabung dalam kelompok ternak Lembu Sejahtera di Kampung Merempan Hulu, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, Riau, awalnya Rojali dan seorang temannya di kelompok ternak tersebut mengubah kotoran sapi di kandang ternak kelompok menjadi pupuk organik.
Akan tetapi bisnis tersebut terhenti di tengah jalan karena terkendala alat operasional. Seiring berlalu, banyak petani di Kabupaten Siak malah menginginkan pupuk organik dari kotoran sapi tersebut. Dari situ, muncul ide Rojali untuk menjual bahan bakunya saja.
"Sekarang, malah banyak yang beli dari luar Siak. Sudah 4 tahun saya menjalankan bisnis ini," kata dia saat berbincang dengan awak media, di Siak, Selasa (30/3).
Kotoran sapi ini di jual dua macam, ada kering dan basah. Untuk yang kering, dibandrol Rp12 ribu per karung. Sedangkan yang basah dibandrol Rp200 rupiah per kilogramnya.
Dalam sehari, Rojali mampu mengumpulkan kotoran sapi basah sedikitnya 500 kg. Sedangkan kotoran kering bisa dikumpulkan mencapai 10 kg dari satu ekor sapi dalam tiga hari. Itu dikumpulkan dari 25 ekor sapi yang ada dalam kelompok ternak Lembu Sejahtera.
Rojali juga tak memungkiri sejak Pandemi Covid-19 penjualannya tak menentu. "Ya gitu lah. Tapi saya ambil sisi positifnya saja. Namanya jualan kadang sepi kadang ramai. Penjualan terbesar pernah sampai Rp6 juta dalam sebulan, karena diborong orang untuk pupuk bunga hias," katanya.
Rojali mengatakan, hasil penjualan kotoran sapi itu juga tak semua untuknya. Sebab ia tak hanya menjual kotoran sapi dari ternaknya saja tetapi juga dari ternak 17 anggota kelompok Lembu Sejahtera.
"Kami sistem bagi hasil, 60 persen untuk saya dan 40 persennya lagi disetor ke kas kelompok," kata dia.
Dijelaskan Rojali, keunggulan petani menggunakan pupuk organik, hasil panen lebih bagus. Pupuk organik kotoran sapi ini bisa digunakan untuk semua jenis tanaman.
"Sekaligus dapat menghemat biaya. Bagi kami juga ada manfaatnya, salah satunya mengurangi limbah di peternakan dan menghasilkan duit juga," kata dia.