Yogyakarta, Gatra.com - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, meminta pengawasan kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19 ditingkatkan. Mobilitas masyarakat yang bisa menimbulkan kerumuman jadi perhatian.
Harapan Sultan tersebut setelah munculnya klaster takziah. "Saya harap bagaimana Sleman makin ketat. Dalam artian, pengawasan tidak berkerumun," kata Sultan di kantor Pemda DIY, Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (30/3).
Sultan mengatakan kurangnya pengawasan membuat warga melakukan kegiatan secara sembunyi-sembunyi, seperti acara perkawinan. "Sering seenaknya sendiri. Dalam arti (aturannya) tidak ada perkawinan, ada perkawinan ning didelekke (dirahasiakan). Itu yang rugi masyarakatnya sendiri," katanya.
Menurut Sultan, Kabupaten Sleman harus meningkatkan prokes Covid-19. "Saya harap Sleman memperhatikan mobilitas masyarakat," ucapnya.
Klaster takziah diketahui muncul di Blekik, Sardonoharjo, Kabupaten Sleman. Dinas Kesehatan setempat saat ini masih melakukan tracing. "Sampai hari ini masih berlanjut untuk swab PCR, tapi hasilnya belum keluar," kata Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Joko Hastaryo.
Joko mengatakan, sampai saat ini 266 orang menjalani skrining melalui tes antigen dan tes antibodi. "Yang positif antigen ada empat, yang reaktif antibodi ada 45 orang. Untuk positif antigen langsung isolasi, yang reaktif antibodi dilakukan PCR," ucapnya.