Home Ekonomi Potensi Ekspor, Komoditas Sumsel Ini Punya Prospek Besar

Potensi Ekspor, Komoditas Sumsel Ini Punya Prospek Besar

Palembang, Gatra.com - Peluang ekspor produk olahan kelapa asal Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) ke depannya dinilai memiliki prospek yang begitu besar. Ini menyusul permintaan pasar dunia terhadap komoditas tersebut kian meningkat.

Kepala Karantina Pertanian Palembang, Hafni Zahara, mengatakan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui pihaknya telah menjalankan sertifikasi ekspor terhadap kelapa bulat asal Bumi Sriwijaya sejak 2004 lalu dengan tujuan beberapa negara. Mulai dari Tiongkok, Thailand, Vietnam, dan Malaysia.

“Sumsel merupakan provinsi dengan produksi kelapa tertinggi di Indonesia dengan kualitas buah kelapa yang sangat diminati negara-negara mitra dagang,” ujarnya di Palembang, Senin (29/3).

Apalagi, lanjutnya, eksportasi kelapa bulat dari Sumsel terus mengalami peningkatan sampai puncaknya pada 2019 lalu. Pada akhir 2019 lalu terjadi penolakan besar-besaran dari Thailand atas eksportasi kelapa dari Sumsel terkait permasalahan tunas.

Kemudian, sambungnya, ekspor kelapa tujuan Thailand terhenti lantaran sulitnya memenuhi persyaratan Negara Thailand yang mempersyaratkan kelapa yang diekspor tidak memiliki tunas.

“Alhamdulillah, ekspor kelapa dari Sumsel kembali menggeliat setelah sempat terjadi penolakan dari Thailand untuk ekspor kelapa asal Sumsel terkait permasalahan tunas, sehingga ekspor ke sana (Thailand) sempat terhenti karena sulitnya memenuhi persyaratan negara tersebut yang tidak membolehkan kelapa bertunas diekspor ke Thailand,” katanya.

Dikatakannya, berdasarkan sistem data perkarantinaan IQFAST di wilayah kerjanya tercatat pada 2019, pihaknya telah melakukan sertifikasi ekspor kelapa sebanyak 291,9 ribu ton atau senilai Rp 211,1 miliar dengan frekuensi pengiriman 1.015 kali.

Sedangkan pada 2020 telah dilakukan sertifikasi ekspor kelapa sebanyak 103,6 ribu ton buah kelapa atau setara dengan Rp 1,2 triliun telah disertifikasi tujuan Tiongkok, Thailand, Vietnam, dan Malaysia sebanyak 825 kali.

Sementara, pada periode tri semester pertama pada 2021 ini saja sudah menunjukkan peningkatan kembali ekspor kelapa tujuan Cina, Hongkong, Malaysia, dan Vietnam. Dimana telah dilakukan sertifikasi ekspor kelapa sebanyak 22,3 ribu ton atau senilai Rp 133,3 miliar dengan frekuensi pengiriman 164 kali.

“Upaya menggenjot program Gratieks (Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Komoditas Pertanian) perlu dukungan berbagai pihak. Mulai dari pemerintah daerah, pemerintah pusat, pelaku usaha maupun petani dengan meningkatkan produktivitas komoditas ekspor kelapa maupun olahannya,” ujarnya.

Dijelaskannya, ekspor kelapa dalam bentuk olahan tersebut di antaranya santan, ampas kering, arang, air kelapa, sabut kelapa. Sedangkan produk turunan atau olahan kelapa unggulan Sumsel yang telah diekspor berupa santan kelapa, sabut kelapa, coco peat.

Menurutnya, produk turunan kelapa atau olahan kelapa ini akan lebih menguntungkan, selain persyaratan sertifikasi karantina tumbuhan atau Phytosanitary Certificate (PC) lebih mudah, resiko terbawanya hama penyakit tumbuhan pun lebih kecil dan nilai ekonomi juga menjadi lebih tinggi.

“Ekspor kelapa diharap juga dalam bentuk olahan sehingga baik nilai, jumlah eksportir, negara tujuan maupun ragam komoditas akan bertambah. Salah satu upaya dalam penambahan nilai produk eksportasi adalah dengan membangun pabrik pengolahan sehingga ekspor tidak hanya berupa kelapa bulat,” katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, menambahkan kinerja secara nasional ekspor kelapa selama dua tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan. Tercatat pada 2020 ekspor kelapa meningkat sebesar 643 persen dibanding tahun sebelumnya 2019 atau meningkat 359,3 ribu ton.

Ditambahkannya, peningkatan tersebut menunjukkan melalui program Gratieks Kementan yang digagas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) telah berjalan dengan baik sesuai dengan target pembangunan pertanian 2020 - 2024.

Selanjutnya, katanya, potensi ekspor maupun peluang ekspor komoditas pertanian Indonesia harus terus digali, baik itu melalui peningkatan produktivitas di setiap sentra produksi hingga strategi menembus pasar ekspor. Pihaknya pun mendukung dengan memfasilitasi ekspor produk pertanian dengan memberikan jaminan keamanan pangan terhadap komoditas ekspor agar diterima di negara tujuan.

“Gali terus potensi ekspor komoditas pertanian Indonesia agar produk pertanian kita dapat menembus pasar ekspor dan lebih luas lagi jangkauannya di pasar internasional,” katanya.

2925