Tegal, Gatra.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal, Jawa Tengah mengoptimalkan keberadaan pusat daur ulang sampah untuk mengatasi permasalahan banyaknya volume sampah yang tidak terkelola dengan baik. Program pengelolaan sampah itu ditargetkan bisa dilakukan di tingkat rumah tangga.
Wakil Wali Kota Tegal Muhamad Jumadi mengatakan, program pengelolaan dan daur ulang sampah secara end-to-end sudah dilaksanakan di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) 3R yang berada di Kelurahan Mintaragen, Kecamatan Tegal Timur. TPS ini merupakan pusat daur ulang sampah pertama di Indonesia.
"Dengan adanya pusat daur ulang sampah diharapkan akan membantu mengurangi besarnya volume sampah, terutama sampah plastik ke TPA, dan juga mampu berperan dalam mencapai ekonomi sirkular," kata Jumadi dalam webinar bertajuk Upaya Kelola Sampah dan Daur Ulang Kota Tegal dalam Mendorong Ekonomi Sirkular, Senin (29/3).
Keberadaan pusat daur ulang sampah yang diresmikan pada 24 Februari lalu itu merupakan kerjasama Pemkot Tegal dengan PT Trinseo Materials Indonesia dan PT Kemasan konsisten dalam melaksanakan program “Yok Yok Ayok Daur Ulang!” serta didukung berbagai organisasi, seperti Asosiasi Industri Olefin, Aromatik & Plastik Indonesia (INAPLAS); Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI); Ikatan Pemulung Indonesia (IPI); dan Responsible Care® Indonesia.
Setiap hari, mesin predator yang ada di TPS 3R tersebut mampu mengolah 20 ton sampah basah menjadi briket menggunakan mesin predator sampah. Selain mesin predator sampah, sebelumnya Pemkot Tegal juga sudah memiliki mesin pemadat polistirena busa pada Maret lalu.
"Ke depannya, Kota Tegal menargetkan program ini juga dapat dilaksanakan pada tingkat rumah tangga, sehingga diharapkan hanya sampah-sampah residu yang tidak dapat diolah saja yang akan berakhir di TPA. Melalui edukasi yang tidak pernah putus, kami memaparkan kegiatan-kegiatan daur ulang sampah, misalnya cara mendaur ulang sampah plastik menjadi kerajinan tangan," ujarnya.
Jumadi mengajak masyarakat dan pemerintah daerah lain untuk ikut menjalankan program pengelolaan dan daur ulang sampah yang sudah dilakukan di Kota Tegal untuk mengatasi permasalahan banyaknya volume sampah yang tidak terkelola dengan baik dan banyaknya sampah berakhir di TPA.
"Mengatasi permasalahan sampah ini perlu kemauan untuk mengelola sampah menjadi energi," katanya.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) Wahyudi Sulistya mengatakan, masyarakat tidak bisa mengandalkan alam atau lingkungan untuk mengurai sampah plastik.
"Pada kondisi seperti sekarang, masyarakat harus belajar untuk mengelola, memilah-milah jenis sampah dan juga mendaur ulang sampah plastik untuk turut mendorong ekonomi sirkular. Mulai dari diri sendiri, bisa dari skala rumah tangga," ujarnya.
Program Manajer dari ADUPI Hery Yusamandra mengatakan, saat ini teknologi sudah semakin canggih dengan ketersediaan mesin yang dapat mengolah sampah plastik dalam waktu yang singkat menjadi produk baru, misalnya briket melalui mesin predator sampah yang sudah dijalankan oleh pusat daur ulang sampah plastik Kota Tegal.