Caracas, Gatra.com – Facebook telah membekukan halaman Presiden Venezuela Nicolas Maduro selama 30 hari. Facebook beralasan bahwa Maduro telah melanggar kebijakan tentang penyebaran misinformasi terkait Covid-19 dengan mempromosikan obat yang dia klaim dapat menyembuhkan penyakit itu.
Dilansir Reuters pada Senin (29/3), Facebook menyoal video Nicolas Maduro pada Januari lalu yang mempromosikan Carvativir, obat oral Covid-19 dari Thyme, yang disebut bisa melawan virus corona tanpa efek samping. Efektivitas obat Carvativir belum didukung oleh data penelitian. Video tersebut akhirnya telah dihapus oleh pihak Facebook.
Dalam video itu, Maduro mengatakan, Carvativir sebagai "tetes ajaib" yang berasal dari seorang dokter Venezuela di abad ke-19, yakni Jose Gregorio Hernandez yang telah direstui oleh otoritas Gereja Katolik Roma untuk melawan virus Covid-19.
"Kami mengikuti anjuran dari WHO [Organisasi Kesehatan Dunia] yang mengatakan, sampai sekarang belum ada obat untuk menyembuhkan Covid-19," ujar juru bicara Facebook.
Ini bukan pertama kalinya Facebook bersama mitranya, WhatsApp dan Instagram memberikan sanksi pada konten yang di-posting ke akun Maduro.
Pada Oktober 2020, Facebook menghapus video Maduru yang berisi siaran tentang obat hasil pengembangan Institut Riset Venezuela yang mengandung molekul DR10. Obat ini diklaim mampu secara efektif mengeliminasi virus Covid-19.
Kementerian Komunikasi Venezuela mengecam keras tindakan itu sebagai kesewenang-wenangan pihak Facebook serta menganggapnya sebagai upaya untuk memaksakan kebijakan dan hukumnya di negara lain.
Kementerian Komunikasi Venezuela menyebut bahwa pemblokiran laman resmi Presiden Nicolas Maduro selama 30 hari adalah pelanggaran terhadap konstitusi Venezuela dan melanggar hak 1,2 juta pengikutnya.
"Kami menyaksikan totaliterisme digital di pihak perusahaan supranasional yang ingin memberlakukan undang-undang mereka di berbagai negara," kata kementerian itu.
“Ini bukan hanya tindakan penyensoran oleh kediktatoran media baru, tetapi juga bukti perluasan blokade dan boikot, yang digunakan secara ilegal oleh imperium Amerika Utara terhadap rakyat kami, " tambah Menteri Komunikasi Venezuela, Freddie Nyannez, di Twitter.