Kendal, Gatra.com - Driver atau sopir dan pendamping ambulans NU Care dan Lazisnu Kendal digembleng cara berkendara dan cara menangani korban kecelakaan dalam pendidikan dan pelatihan (Diklat) Tim Reaksi Cepat (TRC) di alon-alon Kendal Jawa Tengah, Minggu (28/3).
Diklat yang digelar diikuti puluhan driver dan pendamping dari 20 ambulans Lazisnu dari tiap kecamatan yang ada di Kendal.
Ketua NU Care Lazisnu Kendal, Khusnul Huda mengatakan, Diklat ini merupakan Diklat angkatan ke 2. Para Driver dan pendamping mendapatkan materi dari, Satlantas Polres Kendal Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Kendal dan Pmi Kabupaten Kendal.
"Kami berharap dengan Diklat ini, para driver dan pendampinh lebih memahami tentang bagaimana teknis berkendara, bagaimana teknis pertolongan pertama pada korban kecelakaan dan sebagainya. Sehingga pelayanan ambulance NU Kedepan semakin baik," kata Khusnul Huda dalam keterangan persnya kepada Gatra.com.
Dalam Diklat, lanjutnya, para driver juga dibekali beberapa materi yang langsung dipraktekkan. Materi yang diberikan diperagakan dalam bentuk simulasi penanganan korban kecelakaan.
"Dari 20 Ambulance NU se kabupaten Kendal, 1 Unit milik Lazisnu Gebangan, Pageruyung, ijin tidak bisa ikut karena mendadak ada warga yang membutuhkan pengantaran ke rumah sakit dalam keadaan darurat," jelasnya.
Ia juga memohon doa semoga para pegiat sosial TRC Lazisnu Kendal selalu mendapatkan kesehatan dan kelancaran dalam melayani umat, sehingga terus mampu melakukan khidmat kepada umat.
"Dan semoga keberkahan selalu terlimpah atas kita semua, termasuk kepada para donatur pengadaan ambulance NU dan para Munfiq Gerakan kaleng sedekah NU Care-Lazisnu Kendal," tutupnya.
Terpisah, pelatihan search and resque (SAR) dan pelatihan baris berbaris (PBB) juga dijalani 70 personel Banser dari Satuan Koordinator Rayon (Satkoryon) Kaliwungu. Latihan dilakukan sebagai langkah kesiapan dari pasukan terdepan Nahdlatul Ulama (NU) dalam membantu masyarakat.
Ketua PAC Kaliwungu, Ahmad Ali Nurudin mengatakan, pelatihan yang digelar ini diharapan, ke depan Banser berkiprah banyak dalam membantu masyarakat ketika terjadi bencana.
"Banser tugas utamanya mengawal dan melindungi ulama dan kiai. Tapi kedepan Banser di Kaliwungu bisa membantu masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi bencana," kata Ahmad Ali Nurudin.
Sedangkan pelatihan PBB diakuinya agar Banser memiliki kedisplinan. Sehingga saat betugas melakukan penjagaan, bisa melaksanakan sesuai protokoler pengawalan.
Di Banser, lanjut Ali memang ada unit khusus. Beberapa diantaranya adalah Banser Tanggap Bencana (Bagana). Dan Banser Pemadam Kebakaran (Balakar). "Mereka bertugas membantu Tim SAR untuk melaksanakan tugas membantu melakukan evakuasi saat terjadi bencana," tuturnya.
Selain itu, Banser Lalulintas (Balantas). Banser ini membantu petugas lalu lintas di jalan raya. Sesuai namanya, Banser adalah Barisan Ansor Serbaguna. "Jadi mereka harus siap saat diterjunkan dimanapun dan kapanpun," terangnya.
Kepala Satkoryon Banser Kaliwungu, Muhammad Basbet menambahkan pelatihan digelar di arena wisata Pantai Ngebum. "Para peserta diajari teknik evakuasi dan penyalamatan korban bencana," ujarnya.
"Peserta berjumlah 70 personel. Mereka adalah perwakilan dari masing-masing ranting yang berada di sembilan desa di Kecamatan Kaliwungu. Harapan kami, saat ada bencana di desanya, para Banser ini sudah siap untuk melakukan SAR," tandasnya.