Manila, Gatra.com- Pihak Otoritas Filipina telah memerintahkan lebih dari 24 juta orang di sekitar Manila untuk dikarantina mulai Senin (29/03), menyusul rumah sakit di Manila yang tengah krtitis menghadapi lonjakan pasien Covid-19.
Pembatasan yang lebih ketat akan diberlakukan di jantung ekonomi Filipina yang menyumbang lebih dari seperlima populasi negeri. Langkah ini terpaksa diambil karena varian virus Covid-19 baru yang lebih menular dikhawaitrkan akan memperburuk lonjakan kasus.
Pemberlakuan lockdown akan berjalan seminggu. Hal ini disampaikan oleh juru bicara Kepresidenan, Harry Roque. Daerahnya mencakup Metro Manila dan 4 provinsi di sekitarnya, yakni Bulacan, Cavite. Laguna dan Rizal.
“Yang menjadi musuh adalah musuh, bukan pemerintah,” kata Roque, pada sabtu (27/08). “Sementara saat kita berada di rumah, kita berharap agar lonjakan kasus penularan menurun.”
Mulai Senin ini masyarakat harus bekerja dari rumah kecuali mereka yang bekerja pada sektor vital. Transportasi umum akan dihentikan.
Semua pertemuan massal akan dilarang. Diberlakukan jam malam dari pukul 6 sore hingga 5 dan bisnis-bisnis yang bukan sektor vital akan ditutup.
Orang-orang tetap akan diizinkan keluar rumah untuk berolahraga, tetapi kewajiban untuk tinggal di rumah tetap berlaku untuk anak-anak dan lansia.
Lockdown yang pernah diberlakukan sebelumnya telah menimbulkan kontraksi yang parah terhadap ekonomi Filipina, tetapi Roque mengatakan pada lock down kali ini, jumlah hari kerja lebih sedikit karena ada libur Paskah pada hari Kamis dan Jumat. Menurutnya, dampak ekonomi lock down ini tak akan separah sebelumnya.
Infeksi covid-19 harian di Filipina mencapai 9.595 pada Sabtu ini, jumlah tertinggi untuk kasus harian sejak dimulainya pandemi, menjadikan total kasus di negara ini lebih dari 712.000.
Metro Manila merupakan wilayah padat penduduk yang dihuni oleh lebih dari 12 juta orang yang mayoritas masih berada pada garis kemiskinan. Lebih setengah dari jumlah kasus penularan Covid-19 Filipina berasal dari wilayah ini.
Saat ini semakin banyak rumah sakit di Manila yang melaporkan bahwa tempat tidur yang dialokasikan untuk pasien Covid-19 sudah penuh.
Pemerintah Filipina menjadi sorortan dalam penanganan pandemi karena dinilai lambat dalam pengadaan vaksin dan pemberlakuan vaksinasi.
Melakukan vaksinasi Covid-19 di Filipina juga menjadi tantangan. Kepercayaan masyarakat Filipina terhadap vaksin terbilang rendah. Sebuah survei terbaru yang diterbitkan oleh Pulse Asia pada hari Jumat (26/03) menunjukkan 61% orang Filipina tidak ingin mendapatkan vaksinasi Covid 19, mayoritas dari mereka menyoalkan masalah keamanan.