Home Internasional Sinopharm Kaji Uji Coba Perlunya Vaksin Penguat COVID-19

Sinopharm Kaji Uji Coba Perlunya Vaksin Penguat COVID-19

Beijing, Gatra.com - China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) masih perlu menilai hasil dari uji klinis Fase III di luar negeri untuk memutuskan apakah vaksin COVID-19 dengan dua dosis suntikan masih harus diikuti dengan suntikan penguat lainnya ataukah tidak. 

Penjelasan tersebut diungkapkan seorang eksekutif perusahaan pada hari Minggu (28/3).

Regulator dan pengembang vaksin sejauh ini masih sedang melihat perkembangan apakah dosis penguat diperlukan di tengah kekhawatiran bahwa varian yang muncul dari virus korona baru, dapat melemahkan perlindungan vaksin yang dirancang untuk melawan jenis yang lebih tua.

“Hasil awal sejauh ini menunjukkan bahwa vaksinasi booster dapat secara efektif meningkatkan titer antibodi penawar dan persistensi antibodi, dan juga secara efektif meningkatkan kemampuan vaksin untuk melawan mutasi,” kata wakil presiden di China National Biotec Group (CNBG), Zhang Yuntao dalam sebuah afiliasi dari Sinopharm, dikutip Reuters, hari Minggu.

“Apakah booster shot diperlukan? Kapan booster akan diberikan? Jawabannya harus didasarkan pada hasil studi klinis fase III di masa depan,” kata Zhang pada konferensi pers.

Zang mengatakan antibodi yang dipicu oleh dua produk vaksin COVID-19 dari Sinopharm, keduanya memiliki efek penetralan yang "cukup baik" pada varian yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan, serta beberapa varian lainnya. 

Ia mengutip hasil dari tes laboratorium menggunakan sampel darah yang diambil dari peserta uji klinis.

“Pengujian laboratorium sedang berlangsung untuk varian yang ditemukan di Brasil dan Zimbabwe,” kata Zhang.

Gao Qiang, general manager pada unit Sinovac Sinovac Life Sciences, mengatakan apakah benar adanya pengaruh efek antibodi yang diinduksi oleh vaksin Sinovac Biotech menurun terhadap varian diidentifikasi di Afrika Selatan, sementara efek terhadap varian yang ditemukan di Inggris tetap mirip dengan yang Covid varian Wuhan.

“Sinovac mengimpor varian dari Brasil untuk penelitian dan pengembangan vaksin, dan itu akan disesuaikan dengan varian Afrika Selatan yang sudah dimulai,” kata Gao.

“Korelasi antara tingkat antibodi dan kemanjuran vaksin memang tidak begitu jelas,” kata juru bicara Sinovac.

Perusahaan itu pada hari Selasa menyebut Sinovac juga menguji suntikan penguat ketiga dalam uji klinis yang berbasis di China, dengan peserta yang diberi dosis ketiga sekitar delapan bulan setelah menerima yang kedua.

“Varian Afrika Selatan dapat menimbulkan ancaman yang lebih besar daripada yang lain, berdasarkan tanggapan antibodi yang dipicu oleh vaksin dari CanSino Biologics Inc (CanSinoBIO),” kata seorang eksekutif perusahaan awal bulan ini.

kepala ilmuwan perusahaan, Zhu Tao menyebut antibodi yang dipicu oleh satu dosis vaksin CanSinoBIO menunjukkan penurunan sekitar empat kali lipat dalam kemampuannya untuk menghalau varian 501Y.V2 itu.

“Efek pelemahan oleh varian lain jatuh ke kisaran yang tidak terlalu parah,” katanya.

788

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR