Home Ekonomi Tolak Impor, Petani: Enggak Impor Aja Rugi Apalagi impor

Tolak Impor, Petani: Enggak Impor Aja Rugi Apalagi impor

Kendal, Gatra.com - Wacana impor beras yang ramai bergulir di tengah masyarakat mendapat penolakan dari para petani di Kendal Jawa Tengah. Ketegasan penolakan impor beras disampaikan petani di Kendal, karena dengan impor beras bisa membuat petani tambah merugi.
 
"Saat ini saja, belum impor harga gabah hanya Rp 3.500 per kilogramnya. Kami merugi karena tidak cukup untuk menutup biaya pengelolaan. Apalagi mau ada impor," kata Asrori seorang petani warga Kelurahan Banyutowo Kendal, Sabtu (27/3).
 
Untuk mensiasati agar dirinya tidak tambah merugi disaat harga gabah yang anjlok seperti sekarang, dia dengan terpaksa memanen padi sendiri bersama keluarga, karena jika memanen dengan menyewa tenaga mesin, maka kerugiannya akan semakin bertambah. 
 
"Kalau nyewa alat untuk memanen ya harus mengeluarkan biaya lagi, malah tambah rugi," ujarnya.
 
Tak hanya itu, dengan anjloknya harga gabah, Asrori memilih untuk tidak menjualnya dan akan menyimpannya untuk dikonsumsi sendiri bersama keluarganya.
 
Penolakan impor beras juga datang dari Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Kendal. Ketua HKTI Kendal Tardi, menolak rencana impor yang dilakukan pemerintah pusat dengan alasan, karena saat ini sedang panen raya. Sementara harga gabah basah saat ini juga anjlok.
 
Tardi mengatakan, jika pemerintah tetap mengimpor beras, dikhawatirkan harga gabah bisa semakin anjlok. Padahal dengan harga gabah sekarang yang di bawah Rp. 4.000 per kilogram, para petani banyak mengalami kerugian.
 
"Petani baru bisa untung sedikit, jika harga gabah di atas Rp 4 ribu per kilogram," katanya.
 
Menurutnya, biaya pengelolaan tanaman padi tiap tahun cenderung naik, hal ini disebabkan karena harga sewa lahan sawah dan upah buruh tani tiap tahun selalu naik. Belum lagi jika terjadi kelangkaan pupuk bersubsidi, maka biaya untuk kebutuhan pupuk juga bertambah. Maka, ketika harga panen anjlok, otomatis kerugian petani semakin bertambah. 
 
"Biaya produksi tiap tahun naik, padahal harga panen kadang malah turun, maka kami berharap pemerintah harus lebih memperhatikan nasib petani," harapnya.
 
 
320