Ambon, Gatra.com - Pemerintah Provinsi Maluku terus berupaya untuk percepatan penurunan stunting di Maluku. Apalagi dimasa pandemi Covid yang makin melanda tidak menutup kemungkinan memiliki dampak bagi pertumbuhan bayi dan balita di Maluku.
Khusus untuk Kabupaten Maluku Utara (Malra) pada tahun 2020, tercatat hanya 34 bayi dan balita yang mendapatkan ASI eksklusif. Namun kini, ditahun 2021, stunting di Malra menurun hingga 51,6 persen.
Terhadap hal ini, maka Duta Parenting Provinsi Maluku Widya Pratiwi Murad Ismail melakukan pertemuan dan koordinasi untuk Percepatan Penurunan Stunting di daerah tersebut.
Pertemuan berlangsung di GOR kantor Bupati Malra, pada Sabtu (27/3/2021). Dalam pertemuan ini, Widya memberikan arahan perihal percepatan penurunan stunting. Salah satu arahan yang disampaikan adalah tujuan pertemuan tersebut. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana upaya penurunan stunting Malra, peran OPD terkait dan keterlibatannya dalam penurunan stunting.
"Kemudian, ketersediaan anggaran untuk kegiatan parenting dan tindak lanjut rekomendasi yang sudah ditetapkan pada saat pertemuan Rakor Percepatan Penurunan Stunting dan Gizi Buruk pada 26 Oktober 2020 lalu," ujarnya.
Menurut istri Gubernur Maluku Murad Ismail ini, berdasarkan penjelasan Bappeda dan ibu Asnib, telah ada upaya penurunan stunting. Keduanya disebut telah mampu menyatukan semua OPD berdasarkan intervensi secara konvergen dan sinergis. Ego program atau sektoral pun tak diberi ruang. Hal ini bisa dilihat dari tidak ada lagi anak penderita stunting di beberapa Desa Lokus di tahun lalu.
Bagi Ketua TP-PKK Maluku ini, asupan ASI sangat penting bagi perkembangan bayi. Namun di Maluku, mayoritas ibu-ibu masih banyak yang tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.