Bekasi, Gatra.com- Di masa pandemi, salah satu protokol kesehatan yang amat penting dan selalu diingatkan adalah sering mencuci tangan. Baik dengan sabun atau hand sanitizer berkandungan alkohol minimal 60% untuk dapat mematikan virus atau bakteri.
Namun harus diperhatikan, pemilihan hand sanitizer harus sesuai agar tidak berdampak pada kulit. Salah satunya, penggunaan tak sesuai bisa berdampak pada dermatitis kontak.
"Ada jeda waktu (cuci tangan-red), minimal 20 detik mencuci tangan dan yang paling baik menggunakan sabun dan air mengalir. Setelah mengeringkan tangan, segera gunakan pelembab atau moisturizer," ungkap Dokter spesialis kulit dan kelamin Siloam Hospitals Sepanjang Jaya, dr. Novia Yudhtiara Sp. KK. dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (27/3).
Menurut dr Novia, gejala dermatitis kontak muncul pada bagian tubuh yang melakukan kontak langsung dengan zat memicu reaksi pada kulit. Gejala tersebut dapat muncul dalam waktu beberapa menit hingga beberapa jam setelah kontak terjadi.
Gejala umum dermatitis kontak pada kulit penderita adalah ruam kulit kemerahan, perubahan sel epidermis dan pelepasan sel infamasi atau sitokin. Hingga gatal yang dapat terasa parah, kulit kering atau bersisik serta lecet, melepuh dan gatal berair.
Dr Novia menjelaskan, Dermatitis Kontak adalah peradangan berupa ruam gatal kemerahan pada kulit. Radang ini muncul akibat kontak langsung dengan zat tertentu dan mengiritasi kulit, atau merupakan reaksi alergi terhadap zat tertentu.
Ruam yang muncul akibat peradangan ini tidak menular atau berbahaya. Tapi bisa menyebabkan rasa tidak nyaman bagi penderita.
"Agar pengobatan bisa berjalan secara efektif, penderita harus mengidentifikasi dan menghindari penyebab munculnya dermatitis kontak pada kulit mereka. Ruam biasanya dapat hilang dalam waktu dua hingga empat minggu," tutur dr Novia.