Karanganyar, Gatra.com- Serapan gabah hasil panen padi oleh Bulog disambut semringah petani. Kini, mereka tak perlu khawatir harus menjual murah panenannya ke tengkulak.
"Baru sekali ini menjual gabah ke Bulog. Harga yang disepakati bagus. Pemerintah berani membeli gabah kering panen (GKP) Rp4.200 perkilo. Daripada harus menjual ke penebas, ini jauh lebih menguntungkan. Setidaknya sudah impas," kata Sunarmanto, petani Dusun/Desa Gaum Tasikmadu Karanganyar, Jateng kepada Gatra.com, Jumat (26/3).
Sawah miliknya berukuran 1 hektare memasuki musim panen. Begitu pula sawah lainnya di wilayah Tasikmadu. Ia sempat khawatir panen kali ini merugi karena harga gabah anjlok. Namun begitu kedatangan petugas gudang Bulog Karanganyar yang menyanggupi beli dengan harga bagus, ia tak berpikir dua kali melepasnya.
"Bulog mau beli asalkan kadar air 25 persen dan hampa 10 persen. Saat diukur, ternyata sesuai harapan. Saya pun lega," jelasnya.
Menurutnya, jika hasil panen bagus, 1 hektare lahan bisa menghasilkan 15 ton gabah. "Hasilnya dijual ke Bulog semua. Sebagian buat makan sendiri. Uangnya untuk modal tanam lagi. Modal 1 hektare ini butuh Rp 13 juta," katanya.
Sedangkan Ketua Gapoktan Marsudi Makmur Desa Gaum, Narwanto mengatakan panen gabah di wilayahnya tergolong bagus. Namun entah mengapa mengalami penurunan harga sejak awal Maret 2021. Berdasarkan informasi tentang kesanggupan pemerintah membeli panenan dengan harga pantas, maka ia buru-buru menghubungi Bulog agar merapat ke lumbung padi di desanya.
"Sehingga kami bekerjasama dengan Bulog agar bisa membeli gabah panenan, kata Narwanto saat mendampingi pegawai gudang Bulog Triyagan.
Ia memprediksi harga gabah pada panenan hasil musim tanam berikutnya lebih baik. Sebab, kadar air bulir padi yang dipanen saat musim kemarau akan minimal.
"Panen berikutnya lebih baik karena sudah musim kemarau. Kalau kemarau malah bagus tapi kalau kena hujan, air hujan menambah garam, sehingga unsur N di pupuk urea harus ditambah," kata Narwanto.
Kepala Gudang Bulog Triyagan, Tri Aswarna membenarkan perusahaannya sanggup menyerap 15 ribu ton gabah petani hasil masa tanam I. Sejauh ini, penyerapan sudah mencapai 70 ton.
"Serapan sampai 15 ribu ton itu sampai April. Gabah yang diserap Bulog, nantinya disimpan untuk cadangan pangan di gudang. Akan dikeluarkan jika ada instruksi," imbuhnya.
"Saat ini kami baru bisa menyerap 5 persen gabah kering panen petani. Kesulitannya, kadang kita mendapat informasi harga gabah petani jatuh di suatu tempat. Namun setelah didatangi ternyata sudah terjual, bahkan kadang harganya diatas HPP. Rata-rata suah dibeli tengkulak duluan," kata Tri.